Ketiga, Palu Besi. Palu besi merupakan alat yang digunakan untuk pemukul dalam industri pandai besi. Bentuknya lebih besar dan lebih harus dari palu biasa. Pegangan atau garan yang digunakan juga lebih halus. Hal ini dimaksudkan agar para penempa lebih muda menggunakan untuk menempa besi-besi panas. Ketika menggunakan palu besi, para penempa harus mengangkat tinggi-tinggi lalu memukulkan tepat pada besi tempa yang berada di atas anvil. Dengan demikian, pekerja di pandai besi selalu memiliki otot kekar dan badan kuat. Sebab cara mereka bekerja 90% bersumber dari otot dan kekuatan tubuh.
Keempat, Penjepit. Penjepit atau catok angker biasa digunakan untuk memegang logam yang masih panas ketika dalam tahap pengerjaan besi tempa.
Dengan keempat alat inilah, anak-anak bumi Indonesia berkreasi di Tempa Karsa. Karsa diambil dari kata Tridaya: Cipta, Rasa, dan Karsa yang secara sederhana berarti kehendak. Karsa memiliki peranan sangat penting dalam proses penciptaan, karena kehendaklah yang menggerakkan cipta dan rasa menjadi terlaksana. Karena itulah, di Tempa Karsa bermunculan karya-karya apik melalui proses kreasi dan konsepsi yang rumit. Karya para seniman, desainer dan kreator di Tempa Karsa merupakan bukti nyata pengabdian pelestari budaya penempaan Indonesia baik tradisional maupun modern.
Jadi dalam dunia pandai besi, para penempa tidak hanya menempa material. Tetapi mereka juga menempa karsa dengan harapan menjadi pribadi yang semakin luhur, kreatif, dan kontributif dalam melayani keluarga, masyarakat dan bangsa.
Bandung, 25 Nopember 2014
Muhammad Eko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H