Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Demokrasi dan Black Campaign, Menyongsong Pemilu Langsung 2024

4 September 2022   16:16 Diperbarui: 7 September 2022   17:30 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lambang partai politik peserta pemilu 2019 masih tergambar di sebuah tembok di kawasan Gandaria Selatan, Jakarta, Rabu (24/8/2022). (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Karena tidak bisa dielakkan bahwa black campaign akan sangat berdampak buruk bagi pendidikan politik bangsa Indonesia. Seakan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu walaupun melalui jalan yang salah.

Mengedepankan Program

Akan lebih elegan kampanye dengan mengedepankan program ketimbang dengan mencari-cari kelemahan---atau bahkan cenderung dengan kampanye hitam---dengan menyebarkan berita hoax.

Kampanye merupakan hak pasangan calon yang dilindungi oleh undang-undang. Kampanye yang dilakukan untuk menyampaikan visi, misi, program kepada masyarakat yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan lebih mencerdaskan dan mendidik masyarakat.

Masyarakat  harus cerdas dalam mencerna  seluruh informasi yang diterima. Demokrasi memerlukan partisipasi yang luas dari masyarakat dan individu yang memenuhi syarat. 

Nilai-nilai demokrasi mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan bukanlah sumber bencana. 

Bukan awal perpecahan, bukan menjadi penyebab permusuhan, tetapi sebaliknya sebagai kekuatan---dan pada saat yang sama---manusia diajarkan untuk tahu diri dan saling menghormati.

 Oleh: Masduki Duryat
*) Penulis adalah dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Kandanghaur Indramayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun