Mohon tunggu...
Mas Djoen
Mas Djoen Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Masih jadi pekerja sambil belajar nulis... Moga bisa keterusan jadi penulis... heheee... Cmungud kaka'...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nasib Film yang Bernuansa Islami

16 Desember 2016   17:49 Diperbarui: 20 Desember 2016   00:01 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kucoba terus bernafas

Perih terasa sulit bertahan

Rasanya ingin ku berlari

Tuk mengakhiri tapi ku tak bisa…

Petikan lirik lagu “Cinta Sejatiku” dari OST Film Cinta Laki-Laki Biasa yang dibawakan oleh Deva Mahendra dengan penuh penghayatan ini nampaknya mewakili wajah film-film yang bernafaskan Islam ditanah air ditengah gempuran kaum kapitalis di segala lini, termasuk di industri film Indonesia.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sistem kapitalisme yang melanda hampir diseluruh sisi kehidupan masyarakat Indonesia bak hukum rimba yang akan menyantap apapun yang dia suka, siapa kuat dia dapat/menguasai. Dan ini sangat bertentangan sekali dengan Pancasila sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. 

Entah dari kapan sistem kapitalisme ini diterapkan di negeri ini. Kekayaan alam, SDM, demokrasi dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat, perdagangan, bahkan hingga perfileman telah dikuasai semua oleh sistem kapital.

Saya ingin mencoba membahas dari sisi budaya, wabil khusus dunia film Indonesia. Akhir-akhir ini geliat perfilman nasional cukup menggembirakan, bahkan mampu bersaing dengan film-film impor. Film-film bermutu pun sudah mulai banyak diproduksi untuk menggerus film-film hantu berbau pornografi. Namun tak dipungkiri masih ada film-film yang menyelipkan bau-bau pornografi atau bahkan mengumbar pornografi dan pornoaksi tersebut.

Lebih spesifik lagi, kini juga telah bertebaran film-film bernafas islam yang berasal dari novel atau cerpen karya penulis-penulis ternama di Indonesia, seperti Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Habiburrohman El Shirazy, dll. Mulai dari Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Assalamu’alaikum Beijing, Surga Yang Tak Dirindukan, Ketika Mas Gagah Pergi, Jilbab Traveler, Cinta Laki-Laki Biasa dan masih banyak lagi film-film yang berasal dari novel atau cerpen islami.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Lalu bagaimana nasib film-film bernuansa islam tersebut?

Kembali lagi, ketika kapitalisme juga masuk ke dunia perfileman, maka bisa dibilang film-film yang bermodal besar dengan sponsor yang jor-joran yang akan menguasai bioskop-bioskop di tanah air. Bahkan film yang buruk pun jika ditopang modal besar dan sponsor-sponsor besar akan bisa mengalahkan film-film bagus dan bermutu yang modalnya dibawah mereka. Hal seperti ini tidak hanya menimpa film-film yang bernuansa islam saja, film-film baik lainnya pun juga akan tergerus jika ga kuat modal.

cinta-laki-laki-biasa-5853beb8f396736c24d587fa.jpg
cinta-laki-laki-biasa-5853beb8f396736c24d587fa.jpg
Saya ambil contoh film Cinta Laki-Laki Biasa (CL2B) yang baru tayang 1 Desember 2016 harus merelakan layar bioskop digeser oleh film-film lain di pertengahan bulan yang sama, walaupun masih tayang di beberapa bioskop di tanah air. Padahal film ini sangat bagus untuk mendidik karakter keluarga Indonesia. Starvision mungkin sudah berusaha mengoptimalkan supaya film CL2B bisa banyak penontonnya. Namun kembali lagi hukum rimbalah yang akan menguasai jaringan bioskop di Indonesia, selama kapitalisme masih mengangkangi dunia perfileman kita.

Memang tak dipungkiri, ada juga film-film bernafas islam yang dibuat asal-asalan, bahkan bisa dibilang lebih buruk dari FTV atau setara dengan sinetron. Baik itu dari segi susunan cerita yang membosankan, ga nyambung dengan judul film, atau sinematografi yang kelasnya memang masih bertaraf sinetron, namun dipaksa untuk tayang di bioskop karena ada pemodal yang mensponsorinya. Film-film seperti inilah yang akan men’down grade’ film-film islami yang bermutu dan berkualitas. Namun sayangnya film-film yang dimodali untuk mendegradasi film-film islam tersebut tidak sadar bahwa mereka sedang diperalat untuk merusak citra film-film islam yang bermutu.

Bisa jadi ini juga adalah upaya ‘ghozwul fikr’ (perang pemikiran) seolah-olah film-film bernafas islam semuanya seperti yang digambarkan para pemodal melalui film-film yang mereka paksakan tersebut. Belum lagi dengan jadwal penayangan yang berdekatan antara film islam yang dipaksakan dengan film islam yang berkualitas.

mdj3-5853c23db67a61561b4f85e6.jpg
mdj3-5853c23db67a61561b4f85e6.jpg
Ghiroh umat islam untuk bersatu melalui #Spirit212 harus terus digelorakan di berbagai bidang, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial budaya termasuk dalam jihad budaya di perfileman nasional. Saya pribadi berharap lambat laun umat islam Indonesia terus bermetamorfosis seperti Islam di Turki. Lewat #Spirit212 semoga umat islam Indonesia bisa menjadi pelopor dalam nasionalisasi sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud di negeri yang kita cintai ini.

Dengan demikian kita akan bisa mengganti sistem kapitalisme dengan sistem yang berkeadilan. Sehingga tidak ada lagi pemilik modal yang dominan menguasai seluruh aspek di negeri ini, termasuk dalam perfileman nasional. Film-film islam yang berkualitas akan mendapatkan hak yang sama dimata penonton atau masyarakat melalui jadwal tayang yang berkeadilan sosial, bukan sesuai selera pemodal.

Maju terus film Indonesia yang bermutu dan berkualitas.

Maju terus film Islam Indonesia yang bermutu dan berkualitas.

dsc-5853c2ccb07e6151564d0c5d.jpg
dsc-5853c2ccb07e6151564d0c5d.jpg
Terakhir saya ingin mengutip lagu “Jalan Yang Kupilih” yang akan menjadi salah satu OST di film “Duka Sedalam Cinta” lanjutan dari film “Ketika Mas Gagah Pergi” yang dilantunkan oleh Hamas Syahid Izzudin pemeran Mas Gagah. Film ini tinggal menunggu jadwal tayang dari pihak pengelola bioskop. Kita do'akan semoga film bermutu ini bisa cepat tayang di bioskop-bioskop seluruh tanah air. Aamiin...

Hidup ini selalu tentang cinta

Hidup ini tentang memilih

Langkah yang mana

yang kan membawa makna

Dan jalan menuju ridho-Nya

Apa yang ada di dalam diri

Semua yang kupunya di dunia

Suatu saat kan punah dan pergi

Yang abadi hanya iman dan amal ini

Aku ingin bisa berubah

jadi pribadi yang lebih berarti

Berprestasi dan peduli sesama

Menjadi hamba Allah yang sejati

Aku ingin bisa berubah

Selagi ada masa tersisa

Selagi ada kesempatan

Taqwa tanpa menunggu tua

Sekian.

(Mas Djoen, 16 Desember 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun