Hastag #StayAtHome sudah seharusnya terus viral dimasing-masing pikiran semua orang mengingat begitu besarnya dampak pandemi Covid-19 ini yang bahkan sampai sekarang terus membuat rekor-rekor baru yang tentu bukan hal baik bagi kita. Seperti yang dilansir di kumparan.com, "Penambahan kasus harian positif virus coronadi Indonesia kembali mencapai rekor tertingginya pada Rabu (16/9). Kasus positif virus coronabertambah hampir 4.000 dalam kurun waktu 24 jam, yakni sebanyak 3.963. Sehingga total kasus positif virus corona di Indonesiakini menjadi 228.993 dari yang sebelumnya 225.030."
Mengingat hal itu tentu sebaiknya kita berfikir ulang bahwa #StayAtHome harus menjadi prioritas semua orang. Apalagi bila tidak ada hal-hal yang mendesak atau penting untuk dilakukan diluar rumah kenapa tidak #StayAtHome, benar tidak? Terlebih aksi #StayAtHome manfaatnya akan berdampak pada diri sendiri yakni kemungkinan kita tertular Covid-19 menjadi lebih kecil karena interaksi kita menjadi terbatas pada orang-orang terdekat dan lebih dapat dipercaya bahwa mereka pun sehat.
Dari pandemi Covid-19 ini banyak hal yang dapat kita ambil hikmahnya, seperti hal-hal kecil apabila dulu sebelum ada pandemi Covid-19 ini kita terasa abai akan kebersihan dan kesehatan kita,seperticuci tangan hanya sesekali, waktu istirahat tidak menentu dan segala macam. Sekarang kita menjadi lebih sadar bahwa menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh itu penting, kita menjadi lebih senang untuk berolah raga, lebih sering cuci tangan, waktu istirahat lebih diperhatikan dan lain-lain.
Tentu semua itu harus menjadi kebiasaan baru untuk kita semua sebab meskipun nanti mudah-mudahan pandemi Covid-19 ini berakhir cepat, kebiasaan-kebiasaan baik kita sebelumnya penting untuk diri kita sendiri, demi kesehatan kita dan demi keselamatan kita. Adapun poin-poin penting lain yang dapat kita ambil hikmah dari Pandemi Covid 19 ini adalah sebagai berikut :
Pencarian Pahala Sebagai Persiapan Menuju Kematian Itu Adalah Hal Yang Utama
Sebagai orang yang beriman tentu kita percaya bahwa kematian adalah hal yang pasti, hal yang tidak dapat dipilih-pilih apalagi ditawar-tawar. Dalam lagu "Dunia Sementara Akhirat Selamanya", Ust. Derry Sulaiman menyampaikan bahwa, semua orang akan mati baik itu orang kaya, orang miskin, raja-raja dan orang biasa semuanya akan pergi menghadap ilahi dan dunia yang dicari tidak ada yang berarti karena tidak akan dibawa mati. Dari pandemi covid-19 ini kita bisa melihat bahwa semua hal-hal yang berkaitan dengan dunia baik itu harta, tahta dan kekuasaan tidak bisa menghindari kita dari kematian.
Kemarin Rabu, 16 September, kita semua mendapat kabar duka dari salah satu pejabat pemerintah yang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid 19. Almarhum bernama Bpk. Saefullah yang merupakan Sekda DKI Jakarta sejak 11 Juli 2014. Almarhum dikonfirmasi positif Covid 19 sejak tanggal 14 September dan sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto hingga akhirnya almarhum dikonfirmasi meninggal dunia pukul 13.05 WIB disana. Informasi ini dimuat dikanal berita online kumparan.com dari Kepala BKD DKI Jakarta, Bpk. Chaidir.
Berita duka ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa harta, tahta dan kekuasaan tidak bisa menghindari kita dari kematian. Almarhum Bpk. Saefullah meskipun didunia dia misalkan merupakan orang kaya, memiliki jabatan dan kekuasaan tapi apabila memang Allah SWT memanggilnya maka tidak ada lagi pilihan selain menerima takdir itu.
Apa Yang Kita Persiapkan dan Lakukan Itu Adalah Untuk Diri Kita Sendiri Bukan Orang Lain
Tidak terasa sudah lebih dari 6 bulan pandemi Covid 19 ini berdampak buruk bagi Indonesia, dampaknya begitu luar biasa dengan waktu yang tidak sebentar. Kita semua merasakan bagaimana saat ini semuanya menjadi lebih serba sulit. Contoh sederhananya ada di bidang ekonomi dan bidang pendidikan.