Mohon tunggu...
Dicki Andrea
Dicki Andrea Mohon Tunggu... Freelancer - A Full Stack Developer | Learner

Nothing to lose for to be gratefull

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Is Way of Life

27 Januari 2020   17:04 Diperbarui: 27 Januari 2020   17:14 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roda kehidupan terus berputar, beragam aktivitas berulang kali dilakukan masing-masing orang untuk menjalani hari demi harinya. Zaman semakin berkembang namun pola fikir terkadang masih saja sulit untuk berkembang. Dewasa ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa agama adalah candu yang menghambat perkembangan dan bahkan menjadi cikal bakal perpecahan dimasyarakat.

Tidak jarang kemudian orang tersebut menjadi tidak percaya sama sekali akan adanya Tuhan (atheis), ada pula  orang hanya percaya akan adanya Tuhan tapi menolak untuk percaya pada salah satu agama (agnostic), dan ada pula yang mengaku beriman seutuhnya namun menolak untuk menjalankan perintah agamanya dalam setiap sendi kehidupan. 

Fenomena seperti ini menjadi hal yang lumrah di tengah system demokrasi yang memang membiarkan orang-orang seperti itu dengan konsep Hak Asasi Manusia (HAM). Padahal sejatinya fenomena itulah yang menjadi cikal bakal munculnya berbagai kerusakan social masyarakat seperti halnya sex bebas, prilaku hedonism, LGBT dan lain sebagainya.

Mereka tidak memiliki standart perbuatan yang benar. Mereka hanya menjadikan kepuasan materi sebagai tolak ukur perbuatannya. Sehingga wajar komunitas LGBT tumbuh subur di Indonesia, wajar komunitas-komunitas feminisme berkembang dan semakin eksis di Indonesia. Wajar, sex bebas dan hedonism menjadi suatu hal yang biasa dan bahkan dianggap sebagai hal yang dapat meningkatkan prestise seseorang. 

Young Lex adalah contoh nyata akan fenomena itu. Ia dengan bangganya membuat vlog yang mengklarifikasi bahwa dia mengakui istrinya hamil sebelum menikah. Sampai-sampai ia berpendapat bahwa tujuan hidupnya adalah membuat anak.

Anehnya, banyak sekali orang yang menonton video tersebut dan justru mereka bangga dan kagum melihat Young Lex, seorang artis yang berani terbuka dengan hal-hal seperti itu. Artinya perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan agama apapun itu ternyata diterima oleh masyarakat Indonesia, diamini atau mungkin bahkan semuanya mempraktekkan.

Fakta ini sedikit menggambarkan bagaimana kerusakan moral di tengah kehidupan mayoritas masyarakat muslim. Islam yang sejatinya dapat menerangi kegelapan seperti halnya sebuah lampu kecil yang menerangi ruangan yang gelap seakan mati karena dalam diri masyarakat muslim hari ini Islam hanyalah sebatas interior atau pelengkap.

Padahal seharusnya Indonesia yang mayoritas masyakatnya adalah muslim terlihat kehidupan islami nya seperti halnya sebuah kertas putih yang kita ibaratkan sebagai islam dan sedikit tulisan berwarna hitam ditengah-tengahnya diibaratkan sebagai sesuatu yang lain selain islam maka pasti kita akan mendapati bahwa kertas itu masih terlihat putih meskipun ada sedikit bercak hitam akibat tinta. Hal ini tidak terjadi saat ini di Indonesia akibat kebanyakan masyarakat hanya mencukupkan islam pada hal-hal ibadah ritual saja seperti halnya shalat dan puasa ramadhan.

Maha Suci Allah atas segala kebesaran-Nya, Benar sekali Sabda Rasulullah, "Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring." Seseorang berkata, "Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?"

Beliau bersabda, "Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn." Seseorang bertanya, "Apakah wahn itu?" Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati," (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Hal yang paling mencolok dari orang yang tidak beragama adalah apabila mereka mendapatkan masalah, bunuh diri dianggap sebagai solusi terbaik. Maka tidak heran banyak sekali terjadi kasus-kasus bunuh diri. Lucunya, ada seorang fans artis korea yang bunuh diri setelah mendengar kabar bahwa idolanya bunuh diri. Ia menilai untuk apa dirinya hidup ketika artis idolanya justru memutuskan untuk bunuh diri.

Hal seperti ini menandakan bahwa banyak orang tidak memiliki tujuan hidup dengan benar. Mereka boleh memiliki segalanya berupa materi didunia namun karena mereka tidak memiliki tujuan hidup yang benar maka hal-hal yang mereka miliki tidak pernah membuat mereka senang dan tenang dalam menjalani kehidupan ini. Ditambah merekapun tidak memiliki sandaran atau pijakan disaat mereka sedang mendapatkan masalah berbeda dengan orang yang beragama yang memiliki tempat tujuan untuk berserah diri dan menaruh harapan.

Modern Namun Salah

Anggapan bahwa agama adalah candu dan menjadi penyebab kemunduran peradaban adalah suatu hal yang baru dan bisa dibilang 'modern'. Terlebih faktanya anggapan itu justru berhasil membangkitkan orang-orang barat dari masa kegelapan menuju masa pencerahan. Selama berabad-abad orang barat memang mengklaim bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang mereka nikmati selama ini adalah dampak langsung pemisahan agama dari kehidupan mereka sehari-hari.

Dengan kata lain, kemajuan ilmu pengetahuan adalah "berkah" dari pemisahan agama dan negara. Mereka mengatakan bahwa agama tidak dapat menyelesaikan permasalahan manusia yang senantiasa dianggap dapat mematikan kreativitas dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun pemirikan 'modern' ini tidaklah benar karena agama yang mereka anggap sebagai sebuah candu dan penghambat adalah karena agama yang dijadikan alat oleh pemuka-pemuka agama dan kaisar kaisar saat itu untuk merampas hak-hak rakyatnya. Sepanjang sejarah eropa, gereja memang terlibat  dalam berbadai perlakuan kejam terhadap manusia khususnya terhadap para ilmuwan dan pemikir yang menentang konsep dan pandangan gereja. Sehingga saat itu perkembangan pemikiran ilmiah tidak berkembang.

Sebagai akibatnya, agama dianggap tidak fleksibel, tidak praktis dan penuh dengan kontradiksi. Pada akhirnya, konflik antara gereja melawan para pemikir dan filsuf itu berujung pada pemisahan peran gereja (agama) dan negara. Penyelesaiannya adalah suatu kompromi untuk membatasi otoritas gereja hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan urusan peribahanan saja; sementara penanganan urusan-urusan duniawi diserahkan kepada negara.

Pemisahan peran gereja dan peran negara melalui penyelesaian kompromistik itu berhasil diselesaikan pada abad ke 18 M dan menjadi landasan bangkitnya kapitalisme serta menandai munculnya era Renaisance (Pencerahan) yang memicu terjadinya revolusi industry di Eropa.

Islam Sebagai Sebuah Ideologi

Apabila dibandingkan dengan agama Kristen dan Yahudi, Islam jelas lebih dari sekedar agama. Islam adalah suatu ideologi yang unik dan komprehensif, yang membimbing dan mengarahkan kehidupan manusia. Sebagai suatu ideologi, Islam terdiri dari akidah dan syariat yang digunakan untuk mengatur kehidupan umat manusia.

Akidah islam memberikan jawaban yang sahih dan menyeluruh atas berbagai pertanyaan mendasar tentang keberadaan manusia dan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Akidah islam menjelaskan tentang tujuan hidup manusia dan hubungannya dengan sebelum kehidupan dan dengan setelah kehidupan.

Dengan pemikiran ini, Islam menjelaskan permasalahan manusia yang paling mendasar dan memberikan landasan bagi sebuah system untuk mengatur kehidupan manusia. Akidah ini juga memberikan landasan bagi sebuah metode (thariqah) untuk menerapkan Islam dalam kehidupan nyata. 

Karena islam ditegakkan dari pemahaman yang sahih tentang kehidupan, dan menempatkan kehidupan dalam konteks yang benar, maka system dan aturan yang muncul dari akidah islam pun akan sesuai dengan karakter manusia dan mampu memberikan solusi kehidupan yang benar.

Islam sama sekali tidak mengabaikan naluri atau hawa nafsu manusia, tetapi mengatur pemenuhannya dengan tepat, termasuk naluri mempertahankan diri yang mendorong manusia mencari materi melalui usaha meraih ilmu pengerahuan dan teknologi.

Sehingga pernyataan bahwa agama adalah candu, penyebab kemunduran dan bertentangan dengan perkembagnan ilmu pengetahuan, sama sekali tidak berlaku dalam islam. Sejarah justru menunjukkan bahwa hampir semua kemajuan ilmu pengetahuan diraih kaum Muslim pada saat mereka berada dalam naungan hukum islam, bukan pada saat hukum islam dipisahkan dari kehidupan mereka.

Seperti yang terjadi pada masa Kekhilafahan Abbasiyah dimana saat itu ilmu pengetahuan berkembang pesat bahkan menjadi mercusuar peradaban dunia dan hingga saat ini dampaknya masih kita rasakan.

Beberapa contoh ilmuwan muslim yang terkenal adalah Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi yang menemukan Aljabar, di bidang kedokteran ada Ibnu Sina yang menulis buku The Canon of Medicine dan Ibnu al-Nafis yaitu ilmuwan pertama yang mengungkapkan teori pembuluh darah kapiler, Ibnu Haitham yang terkenal sebagai pendiri optic modern dan masih banyak lagi. 

Tujuan Hidup Manusia

Kebanyakan orang-orang yang beranggapan bahwa agama merupakan candu dan penyebab kemunduran adalah orang-orang yang gagal memahami hakikat sebuah kehidupan. Mereka tidak sadar bahwa dirinya diciptakan dan hidup didunia ini adalah karena ada yang menciptakan sekaligus memberikannya tugas yang harus dituntaskan.

Mereka pun tidak sadar bahwa manusia diciptakan begitu detail oleh Allah SWT mulai dari bagaimana bentuk hidung, mata, telinga berikut anggota badan lainnya yang apabila kita coba bandingkan dengan manusia lain tidak pernah terdengar adanya kesamaan 100%. Artinya Allah SWT menciptakan masing-masing individu manusia begitu detail dan tidak mungkin Allah SWT hanya sekedar menciptakannya saja tanpa kemudian membuat aturan dan tujuan untuknya dengan begitu detail pula. 

Allah SWT berfirman,

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (QS. Adz Dzariyat: 56).

Menukilkan keterangan Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah di dalam Fath Al-Majid (hal. 17 cetakan Dar Ibnu Hazm), Al-'Imad Ibnu Katsir mengatakan, "Makna beribadah kepada-Nya yaitu menaati-Nya dengan cara melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Itulah hakikat ajaran agama Islam. Sebab makna Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah ta'ala yang mengandung puncak ketundukan, perendahan diri, dan kepatuhan."

Apabila setiap orang mampu memahami dengan benar mengenai hakikat kehidupannya itu maka pasti mereka akan beriman dan atas keimanannya akan terpancar keberkahan di langit dan dibumi seperti yang firman Allah SWT dalam QS: Al-A'raf [7]: 96

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS: Al-A'raf [7]: 96).

Janji Kemenangan Dari Allah SWT

Sudah menjadi ketepatan ilahi bahwa ketika Allah memenangkan kaum muslimin, maka syariat-Nya akan tegak secara kaffah. Persatuan dan kekuatan umat islam akan terbentuk dengan sempurna, lalu mereka bisa leluasa mengamalkan syariat Allah tanpa ada rasa takut terhadap siapapun. Gambaran ini diterangkan oleh Allah SWT secara jelas dalam ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 

Allah SWT berfirman (QS. Al-Maidah: 3) :

"..Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (QS. Al-Maidah: 3)

Pada ayat di atas, Allah sudah memberitahukan kepada umat manusia terkhusus kepada umat muslim bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam, telah mencukupkan nikmat-Nya untuk kita dan telah meridhoi islam sebagai agama kita. Sehingga apabila saat ini kita justru jauh dari Islam dan justru enggan untuk menerapkan dan mengamalkan Islam maka apa yang Allah janjikan kepada kita berupa kemenangan dan keberkahan niscaya tidak akan pernah kita dapatkan.

Allah SWT berfirman (QS. Muhammad; 7) :

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad; 7)

Sehingga, selaku umat islam janganlah kita takut akan tantangan-tantangan yang ada. Meskipun musuh-musuh kita memiliki kekuatan yang penuh namun kita tetap memiliki Zat yang memegang penuh kekuasaan atas manusia di muka bumi ini. Marilah terus berjuang menyuarakan Islam sampai pada Allah mematikan kita atau Allah meneggakkan Islam untuk kita. Wallahuwabissawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun