Mohon tunggu...
Dicki Andrea
Dicki Andrea Mohon Tunggu... Freelancer - A Full Stack Developer | Learner

Nothing to lose for to be gratefull

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Is Way of Life

27 Januari 2020   17:04 Diperbarui: 27 Januari 2020   17:14 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal seperti ini menandakan bahwa banyak orang tidak memiliki tujuan hidup dengan benar. Mereka boleh memiliki segalanya berupa materi didunia namun karena mereka tidak memiliki tujuan hidup yang benar maka hal-hal yang mereka miliki tidak pernah membuat mereka senang dan tenang dalam menjalani kehidupan ini. Ditambah merekapun tidak memiliki sandaran atau pijakan disaat mereka sedang mendapatkan masalah berbeda dengan orang yang beragama yang memiliki tempat tujuan untuk berserah diri dan menaruh harapan.

Modern Namun Salah

Anggapan bahwa agama adalah candu dan menjadi penyebab kemunduran peradaban adalah suatu hal yang baru dan bisa dibilang 'modern'. Terlebih faktanya anggapan itu justru berhasil membangkitkan orang-orang barat dari masa kegelapan menuju masa pencerahan. Selama berabad-abad orang barat memang mengklaim bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang mereka nikmati selama ini adalah dampak langsung pemisahan agama dari kehidupan mereka sehari-hari.

Dengan kata lain, kemajuan ilmu pengetahuan adalah "berkah" dari pemisahan agama dan negara. Mereka mengatakan bahwa agama tidak dapat menyelesaikan permasalahan manusia yang senantiasa dianggap dapat mematikan kreativitas dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun pemirikan 'modern' ini tidaklah benar karena agama yang mereka anggap sebagai sebuah candu dan penghambat adalah karena agama yang dijadikan alat oleh pemuka-pemuka agama dan kaisar kaisar saat itu untuk merampas hak-hak rakyatnya. Sepanjang sejarah eropa, gereja memang terlibat  dalam berbadai perlakuan kejam terhadap manusia khususnya terhadap para ilmuwan dan pemikir yang menentang konsep dan pandangan gereja. Sehingga saat itu perkembangan pemikiran ilmiah tidak berkembang.

Sebagai akibatnya, agama dianggap tidak fleksibel, tidak praktis dan penuh dengan kontradiksi. Pada akhirnya, konflik antara gereja melawan para pemikir dan filsuf itu berujung pada pemisahan peran gereja (agama) dan negara. Penyelesaiannya adalah suatu kompromi untuk membatasi otoritas gereja hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan urusan peribahanan saja; sementara penanganan urusan-urusan duniawi diserahkan kepada negara.

Pemisahan peran gereja dan peran negara melalui penyelesaian kompromistik itu berhasil diselesaikan pada abad ke 18 M dan menjadi landasan bangkitnya kapitalisme serta menandai munculnya era Renaisance (Pencerahan) yang memicu terjadinya revolusi industry di Eropa.

Islam Sebagai Sebuah Ideologi

Apabila dibandingkan dengan agama Kristen dan Yahudi, Islam jelas lebih dari sekedar agama. Islam adalah suatu ideologi yang unik dan komprehensif, yang membimbing dan mengarahkan kehidupan manusia. Sebagai suatu ideologi, Islam terdiri dari akidah dan syariat yang digunakan untuk mengatur kehidupan umat manusia.

Akidah islam memberikan jawaban yang sahih dan menyeluruh atas berbagai pertanyaan mendasar tentang keberadaan manusia dan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Akidah islam menjelaskan tentang tujuan hidup manusia dan hubungannya dengan sebelum kehidupan dan dengan setelah kehidupan.

Dengan pemikiran ini, Islam menjelaskan permasalahan manusia yang paling mendasar dan memberikan landasan bagi sebuah system untuk mengatur kehidupan manusia. Akidah ini juga memberikan landasan bagi sebuah metode (thariqah) untuk menerapkan Islam dalam kehidupan nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun