Sebenarnya sejak SD saya sudah pernah belajar tentang pantun. Belajar mengenai teori-teori pantun hingga belajar praktek berbicara dengan menggunakan pantun. Hanya saja dulu saya menyerah karena tak kunjung mahir dalam berpantun.Â
Selama itu pula saya hidup dalam bayang-bayang ketidakmampuan berpantun hingga sekarang. Lucunya kemarin sore entah mengapa pantun membuat saya bergairah, bernafsu dan merasa tertantang untuk mahir berpantun.
Berawal dari sebuah kelucuan yang dilakukan teman-teman kantor dengan sengaja membuat grup whatsapp untuk mempermudah komunikasi dan berbagi keceriaan tanpa diketahui oleh pihak berwenang hehe sebab memang grup itu hanya diisi oleh kawan-kawan junior.Â
Grup itu sendiri sebenarnya dibuat oleh teman pria saya bukan hanya untuk tujuan itu melainkan dibuat untuk semakin mempermudahnya berkomunikasi dengan teman perempuan berkacamata di kantor. Ia menyukainya. Oleh karena itu, hari pertama grup itu dibuat (kemarin) ramailah seisi grup tersebut dengan arah obrolan seperti ombak di lautan menghambur tak beraturan. Singkat cerita, di grup ada yang menulis pantun seperti ini :
Jalan-jalan sama abimayu
Makannya daging buaya
I love you
*****
Membaca pantun itu sontak membuat saya tertarik untuk membalasnya. Hanya saja waktu demi waktu ternyata saya gagal membalas pantun tersebut karena terlalu lama berpikir. Meski begitu saya pun berusaha terus membuat pantun itu hingga akhirnya selang waktu 30 menit-an akhirnya saya berhasil membuat pantun.Â
Perjalanan naik KRL malam kemarin dari Stasiun Kalibata hingga Stasiun Universitas Indonesia akhirnya membuahkan satu buah pantun. Berikut ini hasilnya.
Berangkat pagi naik kereta
Turunnya di St. Kalibata
Hey anak sosialita
Beneran tuh si **** suka si *****
Sederhana sebenarnya dan itupun tidak terlalu bagus atau bahkan bisa saja ditertawakan oleh orang yang mahir berpantun. Jadi mohon dimaklum ya hehe.Â
Bila dipikir dan dibaca kembali pantun itu, rasanya saya bangga akan diri sendiri walaupun hanya sekedar bisa membuat pantun satu dalam waktu 30 menit-an.
Tapi tak masalah ya untuk orang awan seperti saya ini hehe. Oh iya, dalam artikel curhat ini saya ingin bahas mengenai pantun terkhusus adakah pengaruh antara kreativitas dan kecerdasan berpikir terhadap kemampuan berpantun.
Bicara tentang pantun alangkah baiknya kita coba review wawasan kita tentang pantun biar jelas pula untuk pembahasan selanjutnya.Â
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima, pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan beris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Adapun menurut banyak pendapat para ahli pantun dapat disimpulkan sebagai jenis puisi lama yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan hati dan pemikiran dengan kaitan yang sangat luas.
Meskipun dalam pengertian menurut KBBI pantun merupakan bentuk puisi Indonesia sebenarnya pantun tidak hanya ada di Indonesia melainkan ada pula di beberapa negara yang masih satu rumpun dengan kita yaitu rumpun melayu contohnya adalah Malaysia.Â
Sehingga tanpa mengurangi rasa hormat dan bangga menurut saya harusnya kita menyadari bahwa pantun merupakan bentuk puisi lama yang sudah sejak dulu digunakan oleh orang-orang melayu untuk mengungkapkan perasaan hatinya. Dan memang secara teori pengertian pantun dan jenis-jenis pantun itu beragam tergantung siapa yang kita jadikan sumber referensi.Â
Meskipun seperti itu pantun memiliki ciri-ciri yang identik seperti pantun mempunyai bait di mana satu bait terdiri dari 4 baris atau biasa disebut sebagai larik. Setiap baris terdiri atas 4 sampai 6 kata bahkan ada pula yang terdiri dari 8 sampai 12 kata.Â
Pantun juga terdiri dari sampiran dan juga isi. Sampiran pantun berupa 2 baris pertama yang biasanya menceritakan kehidupan sosial yang tak jarang tidak ada kaitannya dengan isi. Sedangkan isi pantun berupa 2 baris terakhir di mana 2 baris tersebut adalah inti dari ungkapan yang ingin disampaikan. Serta yang menjadikan pantun itu menarik adalah pantun memiliki sajak A-B-A-B atau juga A-A-A-A sehingga irama pantun yang dibacakan itu dapat menghibur bahkan mendidik.
Poin penting dari pembahasan ini adalah apakah kemampuan berpantun ditentukan oleh kretivitas dan kemampuan berfikir seseorang. Sebab, banyak pula yang menyampaikan bahwa pantun dapat melatih kecerdasan seseorang karena dengan seseorang berpantun terkhusus dalam kasus pantun jenaka pemantun harus dengan cepat menemukan kata-kata yang pas untuk mengungkapkan perasaannya. Dan adapula yang mengatakan bahwa daya imajinasi dapat ditingkatkan dengan berpantun.Â
Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Aninditya Sri Nugraheni dengan judul "Peningkatan Daya Imajinasi Melalui Menulis Kreatif Pantun Pada Siswa Kelas IVSD Negeri Kebondalem Kidul I Klaten" dengan subjek penelitian siswa di SDN Kebondalem Kidul I Klaten menyatakan bahwa peningkatan daya imajinasi peserta didik dapat dilakukan melalui menulis kreatif pantun pada peserta didik.
Pada objek penelitiannya tersebut, awalnya siswa memiliki ketertarikan yang rendah untuk menulis dengan beragam faktor salah satunya adalah karena proses belajar yang hanya memperlihatkan siswa jenis dan contoh-contoh pantun tanpa didorong untuk meningkatkan imajinasi agar dapat menulis pantun.Â
Imajinasi ini berkaitan dengan tingkat kretivitas atau kemampuan untuk menciptakan, kita mampu menciptakan sesuatu karena berawal dari berimajinasi.Â
Dengan kata lain kreativitas (imajinasi) dibutuhkan untuk membuat pantun karena pantun terdiri dari 4 larik berisi kata-kata yang iramanya harus dibuat seperti A-B-A-B atau A-A-A-A tanpa mengurangi isi dari ungkapan hati yang terkandung pada pantun itu sendiri. Begitu pun dengan kemampuan berpikir, memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan berpantun. Sehingga wajar apabila memang orang yang mahir berpantun memiliki kretivitas dan kemampuan berfikir yang baik. Serta dapat pula disebutkan bahwa berlatih berpantun dapat melatih kemampuan berfikir hingga kreativitas kita.
Oleh karena itu bagi saya kalian harus bangga apabila sudah mahir berpantun dan bagi yang belum mahir seperti saya ini harus bersemangat berlatih berpantun sebab dengan kita belajar dan berlatih berpantun ibarat mendayung sekali dua pulau terlampaui hehe sebab dari belajar pantun kita dapat pula berlatih untuk meningkatkan daya imajinasi, kreativitas hingga kemampuan berfikir cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H