Mohon tunggu...
Masdiana Siahaan
Masdiana Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya berkepribadian Introvert, dan sangat suka tentang alam.

Selanjutnya

Tutup

Book

Sinopsis Novel "Rindu yang Baik untuk Kisah yang Pelik", Perasaan Suka yang Hanya Bisa Dipendam dalam Hati

23 Januari 2024   23:43 Diperbarui: 23 Januari 2024   23:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Goodreads) 

Data Novel 

Nama Pengarang : Boy Candra

Judul Novel: Rindu yang baik untuk kisah yang pelik

Jenis Novel: Fiksi, Romance

Penerbit: Sigikata

Tebal Novel : 222 Halaman

Tahun : 2021

Buku karya Boy Candra ini sangat menarik untuk dibaca, Boy Candra adalah salah satu penulis yang cukup terkenal di Indonesia. Novel yang ditulis oleh Boy Candra rata-rata masuk dalam best seller, apalagi Boy Candra cukup terkenal dengan gaya penulisan yang sangat puitis. Salah satu novel dari Boy Candra yang berjudul “Rindu yang baik untuk kisah yang pelik”, Hal unik lain dari novel ini adalah sebelum diterbitkan, Boy Candra melakukan voting untuk menentukan cover yang akan digunakan dalam novel “Rindu yang baik untuk kisah yang pelik” bagi para penggemarnya, karena cover novel yang digunakan saat ini adalah hasil dari voting dari pada penggemarnya. 

 “Rindu yang baik untuk kisah yang pelik” berkisahkan tentang seseorang yang bernama Salim menyimpan rasa  kerinduannya terhadap seorang teman yang disukainya bernama Birni Hidayah. Salim dan Birni adalah dua tokoh utama yang berperan dalam novel ini. Boy Candra lebih banyak mengisahkan tentang seorang pria muda dia seorang pebisnis dalam bidang fashion pakain laki-laki. Salim semenjak SMA diceritakan hanya tinggal bersama Ibunya karena ayahnya telah meninggal dunia akibat dari sakit keras yang dideritanya. Sementara Birni digambarkan sebagai seorang mahasiswa jurusan desain komunikasi visual. Birni merupakan anak broken home yang tinggal bersama kakek dan neneknya diluar kota sejak dia SMA. Salim memiliki kehidupan yang dikelilingi oleh kisah dan bayang-bayang masa lalu. 

Suatu hari dia mengalami suatu kejadian yang menurutnya itu sangat aneh dan tidak terduga, dimana kejadian tersebut membuat perubahan besar bagi kehidupan Salim. Suatu malam di sela kesibukannya Salim menemukan buku yang berisi kenangan SMAnya bersama Birni. Kisah kedekatan mereka dimulai pada saat selesai upacara bendera 17 Agustusan, mereka ingin makan bakso bersama dan di sanalah terjadi interaksi mereka terjadi. Berawal dari kejadian tersebut muncul rasa ketertarikan Salim untuk mendekati Birni, hari-hari yang mereka lalui penuh suka hingga berakhir pada Birni yang harus pindah sekolah ke luar kota ke tempat kakek dan neneknya karena ayah dan ibu Birni bercerai. Catatan keseharian yang ditulis oleh  Salim yang dulunya berisi kebersamaannya dengan Birni, berakhir dengan tulisan-tulisan yang berisi ungkapan terhadap Birni yang tidak akan bisa lagi dia sampaikan. Dalam menjalani kehidupannya Salim banyak bertemu dengan banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda dan unik, sehingga pertemuan Salim dengan orang-orang disekitarnya membuat kisah cerita yang sangat unik, dan dari setiap hal yang dijalani Salim dan orang-orang disekitarnya tersebut membuat salim belajar akan makna rindu dan menyadari bahwa hidup yang dijalani saat ini tidak selalu berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 

Suatu ketika Salim merindukan akan kebersamaan dengan teman di masa lalu yang bernama Birni. Rasa rindu Salim yang semakin tidak bisa dibendung lagi terhadap Birni, Salim akhirnya membaca kembali surat dan pesan yang ditulis oleh Birni ke Salim, begitupun sebaliknya. Kisah cerita mereka tidak berakhir begitu saja, semesta mempertemukan kembali dalam versi mereka yang sudah dewasa, Salim dan Birni bertemu di pesta pernikahan teman mereka. Dari pertemuan mereka rasa rindu yang dialami oleh Salim semakin mencegah terhadap Birli. 

Salah satu hal yang menarik untuk disorot dalam novel ini adalah dimana Salim yang tidak bisa mengutarakan rasa cintanya terhadap Birni, hingga Birni pindah keluar kota. Namun dibalik ketidak beranian dia dalam mengutarakan perasaanya pada Birni, Salim mempunyai cara lain untuk bisa menyalurkan rasa sukanya walaupun ungkapan tersebut tidak bisa disampaikan kepada Birni. Untuk menyatakan ungkapan tentang rasa sukanya kepada Birni dia menuliskannya pada catatan keseharian dia yang kemudian dia baca di waktu dia sudah beranjak dewasa.  

Salah satu kutipan yang terdapat dalam novel ini “Apa hal terburuk dari jatuh cinta? orang yang kamu cintai tidak pernah tahu perasaan itu”. Pastinya pada penasaran bukan bagaimana kelanjutan dari novel karya Boy Candra ini. Buku ini sangat direkomendasikan bangat untuk dibaca karena sangat relate dengan cerita percintaan anak muda saat ini, dan gaya penulisan dari novel ini sangat unik karena dapat menimbulkan kesan mendalam bagi para pembacanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun