/1/
Kemarin aku adalah sepatah kata,
yang tak bersuara;
Riuh ramai dalam pikiran.
Kemarin aku adalah udara yang dingin,
Menembus ruang hampa;
Ngilu hebat tak terkira.
Hari ini aku menjelma atma;
yang tak mampu dicurangi siapapun.
/2/
Wahai ilalang, tarian-mu gelisah cinta kita,
Pabila diam-mu yang timbul, sirnalah semua
Wahai desiran angin, berisiknya cinta kita,
hanya waktu; bisiknya.
Wahai langit, tatapan cinta kita,
selepas diam-mu di sore hari;
Kau berubah malam,
dan hanya diam meninggalkan kegelisahan.
/3/
Kususun sisa sisa keihklasan
Bersama segenap jiwa
Ku rangkum rasa getir, pasrah, dan menyerah
kepedihan, duka, dan kecewa
Ku kembalikan kepada ia: Pemilik Atma Jiwa
Tidakkah kau ingin bersuara?
Tatapmu di 2022
Masdew, Merangin 2022~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H