Mohon tunggu...
Dewi Pratiwi S
Dewi Pratiwi S Mohon Tunggu... Guru - INDEPENDENT WOMAN

Jika kita dipisahkan oleh Cakrawala, maka aku akan menembusnya. Jika kita dipisahkan oleh Waktu, maka aku akan melaluinya. Jika kita dipisahkan oleh jarak, maka aku akan menempuhnya. Namun, jika kita dipisahkan oleh Takdir, maka aku harus menyerah. :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Atma Jiwa

31 Mei 2022   09:12 Diperbarui: 1 Juni 2022   17:03 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/

Kemarin aku adalah sepatah kata,

yang tak bersuara;

Riuh ramai dalam pikiran.

Kemarin aku adalah udara yang dingin,

Menembus ruang hampa;

Ngilu hebat tak terkira.

Hari ini aku menjelma atma;

yang tak mampu dicurangi siapapun.


/2/

Wahai ilalang, tarian-mu gelisah cinta kita,

Pabila diam-mu yang timbul, sirnalah semua

Wahai desiran angin, berisiknya cinta kita,

hanya waktu; bisiknya.

Wahai langit, tatapan cinta kita,

selepas diam-mu di sore hari;

Kau berubah malam,

dan hanya diam meninggalkan kegelisahan.

/3/

Kususun sisa sisa keihklasan

Bersama segenap jiwa

Ku rangkum rasa getir, pasrah, dan menyerah

kepedihan, duka, dan kecewa

Ku kembalikan kepada ia: Pemilik Atma Jiwa

Tidakkah kau ingin bersuara?

Tatapmu di 2022

Masdew, Merangin 2022~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun