Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencintai Warung Tetangga itu Ibadah

5 April 2016   16:54 Diperbarui: 5 April 2016   17:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rudiyanto marbun, salah satu pegiat jumiral, menceritakan aksi Gerakan Jumiral melakukan pembubuhan tanda tangan dari pembeli maupun pedagang untuk mendukung Gerakan belanja ke pasar rakyat diikuti dengan antusias. Ada beberapa temuan menarik bahwa para pedagang mengatakan dengan adanya toko berjejaring indo-alfamart dan toko modern lainya, sangat berdampak yang berakibat turunya pendapatan dan orang jarang kepasar lagi satu dialog dari salah satu ibu mengatakan.

"Tanggal enom negeniki wae pasare sepi mas mergo wes okeh swalan indomart-alfamart dadi males rep nwng pasar padahal lebih di pasar iki lebih murah mas," ucap salah satu pedagang. ada juga pedagang bilang " jalan iki mas mahasiswa brusaha untuk memperbaiki jalanya kalau hujan bece, lubang2 tadi aja ada yang baru jatuh dagunya luka dadi mungkin orang males mau ke pasar," itu dua dialog yang cukup mewakili perasaan para pedagang yang saat ini mereka rasakan.

Aksi jumiral mahasiswa yang ada dI pasar masih minim hanya ada sekitar 10 orang dan itu 85% didominasi teman-teman perempuan ada dari Stikes Ahmad yani,UMY,BSI. Sikap mahasiswa masih enggan katakan NO untuk Alfamart-Indomart sehingga masih belum bisa move on terlalu jauh.

Gerakan jumiral ini sebagai bentuk pemantik bahwa upaya hal-hal seperti ini masih dilakukan dan tumbuh dari kita kalangan mahasiswa yang mewakili keadaan Pasar Tradiasional saat ini yang ada di Jogja(Pasar gamping sleman).

Sebenarnya perlu mahasiswa yang ada di Kampus bisa terlibat mendukung pedagang pasar dan menekankan kepada mahasiswa jangan atau kurangi belanja di Indomart mengajak belanja ke warung tetangga dan pasar.

Mahasiswa penting hadir adalah sebagai "liyan" atau "the others" yang peduli pada ketahanan entitas lain secara praktis tetapI juga dalam jangka panjang juga menjaga kebudayaan kita semua. Ini yang disebut gerakan sosial baru, Saat keterlibatan bukan hanya korban secara Langsung dari Suatu kondisi.

Sebagaimana terlihat di gambar di atas, pegiat literasi memberikan dukungan dan inisiatif untuk membela warung tetangga dengan kata kata sebagaimana poster bicara tetapi juga didukung oleh upaya praktik kesehariaan untuk lebih sering menyapa Warung tetangga. Warung yang telah menjadi bagian peradaban manusia Indonesia, dengan segala kekurangan dan banyak kelebihan kita cintai seutuhnya.

Satu hal yang perlu juga kita jadikan penyemangat adalah bahwa siapa saja bisa terlibat dalam gerakan ini dengan cara masing-masing sebab, sebagaimana pesan sebuah tulisan, "perubahan tidak ditentukan oleh " anak sekolahan" tapi oleh dinamika gerakan gerakan kecil orang orang yang tak dikenal". Nah karenanya kita mesti keep moving tanpa pamrih mengajak siapa saja belanja di warung tetangga karena itu adalah tindakan asik yang manusiawi, hal itu juga bentuk tindakan ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun