Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Murtad 1

27 Maret 2015   11:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa muslim lain juga sama. Bangsa Arab umpamanya. Sejarah yang kita baca, menunjukkan proses islamisasi di sana juga sama. Di Yastrib atau Madinah, sebelum kedatangan nabi ke sana, sesama mereka saling bertikai. Pertikaian terjadi antar suku, dan antar kabilah dalam satu suku. Seperti permusuhan antara bani Aus dan Khazraj, keduanya satu suku dari bangsa Yahudi, di Madinah.

Untuk menyelamatkan diri dan negeri mereka, dan agar tidak terus bertikai, maka diundanglah Muhammad saw. untuk datang ke sana. Mereka megharapkan, nabi Muhammad saw. dapat menyelamatkan mereka dari pertikaian sesama sendiri. Juga agar perang saudara antar mereka dapat diakhiri.

Benar. Mereka berhasil. Kedatangan Muhammad saw. di Yastrib dapat meredakan ketegangan. Lebih dari itu, Nabi telah menyatukan kembali perpecahan sesama mereka. Keberhasilan Nabi mempersatukan mereka, menjadi faktor utama, terjadinya konversi agama di Madinah. Mereka bersama-sama mengkuti dan mempercayai Muhammad saw., baik sebagai pemimpin, maupun Nabi yang membawa ajaran agama baru, islam.

Mekah jauh lebih parah. Para pemimpin suku tempat lahir Nabi saw., pernah akan membunuh pembawa agama baru, yakni Nabi saw. Kemudian mengusir nabi Muhammad saw. dari tanah kelahiran, Mekah. Tetapi usaha mereka untuk menyingkirkan Nabi, hanya berhasil sementara.

Tidak lama setelah terusir ke Yastrib, nabi berhasil menyusun kekuatan dengan mengumpulkan semua suku dan kabilah yang ada di Madinah. Pengikut Nabi menjadi lebih banyak, dibandingkan saat di Mekah. Meskipun lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang Mekah yang memusuhinya.

Meskipun kalah dari segi jumlah dengan Mekah, namun, nabi Muhammad saw. memiliki taktik dan strategi perang lebih baik. Pengikutnya dari Yastrib (Anshar), juga yang mengikuti sejak dari Mekah (Muhajirin), sangat solid, berani dan cerdik dalam berperang. Dengan izin Allah, pasukan Quraisy yang menguasai Mekah dapat dikalahkan oleh Nabi pada saat Fathu Makkah (penaklukan Mekah).

Kemenangan Nabi di Mekah, berarti menjadi penguasa penuh di sana. Tidak ada lagi tempat bagi orang Mekah untuk bertahan, atau bersembunyi. Mekah sudah dikuasai islam.

Begitu juga negeri terdekat Mekah, Yastrib, juga sudah dikuasai islam. Maka satu-satunya jalan menyelamatkan diri dan untuk menjaga aset yang dimiliki, adalah bergabung dan mengakui Muhammad sebagai nabi dan pemimpin, dengan menjadi muslim.

Artinya, penduduk Madinah dan Mekah, menjadi pemeluk islam, bukan karena sebuah upaya yang bersifat agama. Bukan pencarian kebenaran iman dari dalam hati dan jiwanya. Mereka menjadi muslim karena, ingin menyelamatkan diri dan aset mereka. Dengan mengikuti Muhammad, maka selamatlah diri dan semua yang dimiliki.

Kebanyakan manusia sama, mengikuti suatu agama, karena sesuatu yang di luar agama. Dan, hanya sedikit sekali, yang memeluk agama karena upaya pencarian yang bersifat agama. Yang disebabkan jiwa dan hati yang terdorong untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, serta ketentraman yang sejati.

Penyelamatan diri sendiri itulah, yang menjadi latarbelakang paling banyak seseorang pindah atau konversi agama. Seperti yang terjadi sejak zaman nabi-nabi. Sampailah ke hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun