Berkat ilmu pengetahuan dari ilmuan muslim, Erofa mengakhiri zaman kegelapan. Mereka menemukan mesin, yang melahirkan revolusi industri di Inggris. Berkat ilmu itu pula, Erofa menemukan benua baru: Amerika.
Ketika di Amerika, seorang pendeta dari Inggris, John Harvad, menyedekahkan kekayaan dan perpustakaannya untuk sebuah lembaga pendidikan, sekarang menjadi universitas paling bergengsi di dunia, dengan nama pendirinya, Harvard College atau Universitas Harvad.
Dengan kekayaan yang dimiliki, Harvad mendatangkan ilmuan dari seluruh dunia, terutama dari benua Erofa. Ilmuan diberi penghargaan sangat tinggi untuk mengabdi dan berkarya di univeritas. Dan, Amerika Sarikat sampai hari ini, masih menjadi penerus tradisi keilmuan yang digagas oleh kekhalifahan Islam zaman keemasan. Para ilmuan seluruh dunia berkumpul di sana, untuk mengajar, belajar dan berkarya.
Erofa yang mengawali kebangkitan dunia modern, juga tetap menjaga tradisi keilmuan. Selama itu pula mereka tetap di puncak kejayaan. Erofa dan Amerika bergandeng tangan menjadi pemimpin dunia yang berperadaban. Dunia menyebut mereka dengan Barat.
===============
Bagaimana dengan pemerintahan muslim?
Gema kebangkitan Islam sudah lama disuarakan. Tetapi masyarakat muslim tidak bisa sepakat bagaimana caranya. Bahkan, karena perbedaan pendapat, antara sesama muslim saling menyalahkan. Semangat kebangkitan seperti diprakarsai oleh khalifah Harun alRasyid tidak pernah ditiru oleh pemerintahan muslim.
Masyarakat di negara-negara muslim hanya disibukkan dengan berbangga diri. Bangga dengan masa lalunya yang jauh, tetapi tidak serius dalam belajar dan mencontoh kebijakan khalifah, yang telah membawa Islam kepada kebangkitan.
Lucunya, sebagian umat Islam dengan mengatas-namakan Islam memusuhi Barat. Mereka menuduh Barat, sebagai penyebab utama kemunduran dan keterbelakangan negara-negara muslim. Mereka mengembangkan teori konspirasi setiap ada peristiwa yang merugikan kelompoknya, atau umat Islam. Mereka tidak mahu mengakui kesalahan diri. Mereka lebih senang menyalahkan orang lain dan melempar tanggung jawab ke Barat.
Padahal semua itu bermula dari kesalahan umat Islam sendiri. Dalam waktu yang cukup lama, pemerintahan Islam hanya sibuk berebut kuasa. Sejarah Islam di sepanjang perjalanannya yang cukup panjang, berkisah tentang peperangan. Perang untuk mendapatkan kekuasaan. Sampailah hari ini, beberapa negara muslim masih mewarisi tradisi perang untuk mendapatkan kekuasaan, seperti Libya, Syiria, dlsb.
Peperangan sesama sendiri telah merubah segalanya: kejayaan menjadi kemunduran, kekuatan menjadi kelemahan, pandai menjadi bodoh, gemerlap menjadi kumuh. Karena kondisi negara muslim yang serba kurang; mundur, lemah, bodoh dan kumuh, dengan mudah Barat mengalahkan. Sampailah ke hari ini, negara-negara muslim masih sibuk dengan mimpi masa lalu, dan ingin kembali seperti dulu. Padahal sejarah berjalan lurus ke depan, meninggalkannya.