"Betul. Itulah tujuan tulisan pada papan plang."
Karena dia sudah paham hubungan teks yang tertulis dengan tujuan yang ingin dicapai, maka saya melanjutkan pertanyaan: "Terus. Apa sebabnya tulisan pada papan plang itu. Atau apa yang menjadi latar belakangnya?"
"Karena jembatan rusak, sedang diperbaiki, sehingga tidak bisa dilewati,"
"Ya. Tepat sekali jawabanmu tentang hubungan tulisan pada papan plang dengan jembatan dan orang-orang yang mahu lewat. Sekarang kita bandingkan dengan ayat yang sudah kamu baca itu. Kira-kira apa latar belakang atau yang menjadi penyebab ayat itu diturunkan?"
"Mungkin ketika itu isteri-isteri nabi dan perempuan mukmin diganggu."
"Ya. Ketika ayat itu turun, kondisi Madinah masih sangat rawan. Perempuan malam yang mencari lelaki hidung belang juga banyak. Maka, lelaki hidung belang melihat semua perempuan sama. Lelaki itu menggoda dan mengganggu. Termasuk isteri Nabi ikut diganggu. Karena tidak ada pembeda antara isteri Nabi dan perempuan-perempuan lain. Itulah sebab turunnya." Kataku menjelaskan asbabun nuzul ayat itu dengan bahasa sangat bebas, agar mudah untuk dipahami.
Saya yakin, anak gadisku paham dengan penjelasan itu. Dan isteriku yang ikut mendengarkan pastilah juga memahami. Karena mereka berdua tidak bertanya ataupun mempertanyakan. Kemudian saya melanjutkan pertanyaan yang lebih menukik, agar pemahamannya lebih mendalam.
"Seandainya perempuan itu sudah dikenal, sehingga tidak mungkin diganggu. Mungkinkah ayat yang memerintahkan perempuan mukminah menggunakan jilbab yang terulur itu diturunkan?"
"Ya, jelas tidak perlu," kata isteri dan anak gadisku kompak.
"Ya. Sama juga dengan tulisan pada papan plang itu. Seandainya jembatan tidak rusak, sehingga tidak perlu diperbaiki, maka tidak pernah akan ada tulisan papan plang itu, 'kan?"
Saya lanjutkan lagi dengan keterangan singkat yang dilanjutkan pertanyaan.