"Mbah Muqoyyim awalnya mendirikan Pesantren Buntet di kampung Kedung Malang Desa Buntet Kecamatan Astanajapura Cirebon"
Setelah hampir dua jam, akhirnya kami sampai juga di Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Jarak tempuh ke lokasi dari Kota Cirebon sebenaranya tidak terlalu jauh yakni sekira 12.5km, namun karena medan bersepeda yang kami lalui cukup berat dan belum kami kenali, waktu tempuhnya cukup lama.Â
Kami pun sempat berhenti setidaknya tiga kali untuk istirahat dan menunggu sampai 19 pesepeda berkumpul kembali.Sesampainya di Pondok Pesantren, kami menuju masjidnya untuk shalat duha.
Baca juga : Pondok Pesantren dalam Arus Modernisasi
Saat itu, Kesultanan Cirebon terpecah menjadi beberapa bagian.Karena kepintaran dalam membuat buku tentang Tauhid, Fiqih, dan Tasawuf Kyai Muqoyyim diangkat menjadi Mufti oleh Keraton Kanoman.
Singkat cerita, karena ada perbedaan sikap antara dirinya dengan pihak keraton terhadap Belanda, yakni keraton mulai terlihat tunduk terhadap Belanda, akhirnya Kyai Muqoyyim mengundurkan diri meninggalkan Keraton Kanoman. Dia kemudian mendirikan Pesantren Buntet sekitar 12 km dari Keraton Kanoman (Kota Cirebon)pada tahun 1750 sumber lain menyebutkan 1785.
Mbah Muqoyyim awalnya mendirikan Pesantren Buntet di kampung Kedung Malang Desa Buntet Kecamatan Astanajapura Cirebon. Beliau membangun rumah yang sangat sederhana dan juga langgar (Musholla) dan beberapa kamar santri. Saat beliau memberikan pengajian, ternyata banyak menarik masyarakat untuk bergabung belajar mengaji kepada beliau.
Belanda yang mengetahui kegiatan dan keberadaan Muqoyyim, langsung melakukan serangan dan percobaan penangkapan. Karena informasi tersebut sudah bocor, Mbah Muqoyyim akhirnya bisa menyelamatkan diri bersama sahabat dekatnya yaitu Kiai Ardi Sela menuju Desa Pesawahan Sindanglaut yang letaknya sekira 10 Km dari Pesantren Buntet.Â
Baca juga : Pondok Pesantren Darul Mutaqqien Membiasakan Siswanya untuk Menjadi Guru di Pesantren