Mohon tunggu...
semutmerah
semutmerah Mohon Tunggu... Psikolog - Bukan untuk dikritisi, tapi untuk direfleksikan

Serius tapi Santai | Psychedelic/Progressive/Experimental | Memayu Hayuning Bawana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepemimpinan Ala Nusantara

20 Mei 2020   16:52 Diperbarui: 30 Mei 2020   11:08 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bintang, pedoman bagi yang kehilangan arah (prinsip, pedoman hidup, tujuan hidup, makna hidup), maka kita harus menjadi panutan (pedoman) bagi orang disekitar kita. 

Angin, mengisi ruang kosong bertiup ke segala penjuru arah sampai celah terkecil, yang maknanya kita harus bertindak secara teliti dan bijaksana serta menyelami seluruh ruang-ruang ditengah masyarakat, keberadaan kita harus berguna dan ada dimana saja. 

Hujan, erat dengan air, setelah hujan pasti menyuburkan tanah yang gersang dan bermanfaat bagi alam raya, yang maknanya kita sebagai air harus berwibawa, mengayomi, memberi kesejukan, mendinginkan yang panas (menyelesaikan permasalahan dan menghindari keributan), pelepas dahaga sebagaimana manusia yang tidak bisa hidup jika tanpa air. 

Api, panas dan teguh membakar apa saja serta mencahayai kegelapan dan cahayanya menghangatkan sekitarnya, yang maknanya kita harus adil, berprinsip disiplin, tegas dalam bertindak tanpa pandang bulu, menghangatkan siapa saja dan menerangi siapa saja kearah yang baik dan benar. 

Samudera, bersifat luas dan menampung segala jenis isi, yang maknanya sebagai samudera kita harus berwawasan luas, sanggup menerima segala macam tantangan ujian dan persoalan, mau menerima saran kritik dan gagasan orang lain namun tetap menyaringnya, serta bisa menaungi siapa saja yang membutuhkan layaknya samudera yang menaungi seluruh mahluk hidup dan kapal-kapal. 

Bumi atau Tanah, bersifat suci, menjadi pijakan hidup manusia, rendah hati, kaya akan sumber mineral dan hara, serta tempat hidup berbagai mahluk hidup, yang maknanya kita harus memberi anuegrah kepada siapa saja, berbudi luhur, mau menjadi pijakan dan landasan bagi sekitar kita tanpa pamrih, dan menaungi siapa saja yang butuh naungan. 

Pohon, erat dengan hidup dan kehidupan. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa pohon, karena pohon menghasilkan banyak makanan vitamin oksigen karbondioksida dan semua kebutuhan mahluk hidup. 

Pohon bersifat menaungi, memayungi, mengayomi, bahkan dari akar batang kulit daun sampai buah pun selalu bermanfaat dan berguna, yang maknanya kita harus mengaktifkan seluruh apa yang kita punya ditubuh ini untuk bersikap dan bersifat layaknya pohon, menaungi dan memayungi siapa saja dimanapun kita berada, kita bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, kita menyejukan siapa saja yang kegersangan.

D. Memayu Hayuning Pribadi, Keluarga, Sesama, dan Buwana

Maknanya menciptakan keindahan bagi pribadi, keluarga, sesama (orang-orang disekitar), dan buwana (alam semesta raya). Keindahan disini adalah sikap dan sifat serta pemikiran yang berbudiluhur, baik dan benar, tahu tempat dan tahu ruang, mengedepankan kebersihan keindahan ketataan keharmonisasian kebersamaan dan semua hal-hal yang baik yang diterapkan pada diri sendiri lalu ke keluarga lalu ke orang disekitar yang puncaknya diterapkan dimana saja kita berada (dalam konteks ini adalah alam buwana). 

Siklus diatas selalu berputar dari hulu ke hulu, jadi tidak berujung. Kita harus membuat keindahan, yang sudah indah dilestarikan bahkan kita indahkan selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun