Beberapa bulan berlalu,
kau mati seperti daun
yang gugur dari pohonnya.
Aku melihatmu melayang
dengan pola
namun tak berdaya.
Kemudian kuketemukan
di depan teras rumah,
membisu. Kupungut satu
demi satu yang berserakan.
Hidupmu sekarang erat kugenggam,
siap dirangkai menjadi satu kesatuan.
Bilang pada Ibumu,
mau dirimu yang seperti apa?
Pintar memasak tapi bandel? Urakan dan suka banyolan?
Atau hal-hal baik yang sering kuutarakan pada Tuhan Semesta Alam?
Jika diperkenankan,
aku meminta yang tersebut tanpa perlu lelah memilah.
Lekas kurayu Ia, asal
Ibu setuju dengan syarat ke tuju dari
satu aku yang mencintaimu hingga
enam kau berbalas mencintaiku. Tepat
di tuju kita satu sampai keenam
kita bersemayam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H