Mohon tunggu...
Nurmansyah Amirudin
Nurmansyah Amirudin Mohon Tunggu... Administrasi - Tidak sedang merasa baik-baik saja

Jika untuk bergerak saja saya tidak mampu bukan berarti ide-ide gila di kepala saya mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Permohonan-permohonan kepada Tuhan

2 Juli 2020   23:40 Diperbarui: 2 Juli 2020   23:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beberapa bulan berlalu,

kau mati seperti daun

yang gugur dari pohonnya.

Aku melihatmu melayang

dengan pola

namun tak berdaya.

Kemudian kuketemukan

di depan teras rumah,

membisu. Kupungut satu

demi satu yang berserakan.

Hidupmu sekarang erat kugenggam,

siap dirangkai menjadi satu kesatuan.

Bilang pada Ibumu,

mau dirimu yang seperti apa?

Pintar memasak tapi bandel? Urakan dan suka banyolan?

Atau hal-hal baik yang sering kuutarakan pada Tuhan Semesta Alam?

Jika diperkenankan,

aku meminta yang tersebut tanpa perlu lelah memilah.

Lekas kurayu Ia, asal

Ibu setuju dengan syarat ke tuju dari

satu aku yang mencintaimu hingga

enam kau berbalas mencintaiku. Tepat

di tuju kita satu sampai keenam

kita bersemayam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun