Mulai sekarang mari menghitung detik.
Satu dua tiga jendela terbuka, mata elang
memangsa fajar. Ragaku masih renta
sisa terjaga semalaman.
Sebelas dua belas bayangmu tumbuh
di bagian tubuhku yang paling gampang
kambuh merindukanmu. Selepas bersua
di mana kepergianmu lebih lucu dari canda.
Dua puluh satu ditambah dua sepertinya
waktu terlalu cepat berlalu daripada
kata. Kita ialah rangkaian seri yang jadi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!