Hanya yang tak kasat mata, ia menanam perih di dalam lambung.
Pujangga itu terkapar di atas busa.
Perutnya sakit, kepalanya pening.
Dahaga rasa dan lapar kata-kata.
Ia butuh satu hari lagi untuk merangkum denting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!