Mohon tunggu...
Nurmansyah Amirudin
Nurmansyah Amirudin Mohon Tunggu... Administrasi - Tidak sedang merasa baik-baik saja

Jika untuk bergerak saja saya tidak mampu bukan berarti ide-ide gila di kepala saya mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pujangga Dini Hari

18 November 2019   15:12 Diperbarui: 30 Agustus 2020   20:43 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Memalsu makna pada permainan kata-kata.

Kalimat puisi dari pujangga yang hilang.

Penuh rasa, sedikit umpatan dan yang paling penting ialah jeda.

Celah di antara itu hanyalah cara ia kembali pulang.

Bintang sedang hidup;

langit meredup;

angin mulai sayup-sayup;

bulan terlihat gagah di seluruh degup.

Pukul dua pagi, aku harus kembali menuju sepi.

Sedari tadi, aku merasa khawatir perut kembung.

Masih setengah sadar, tidak ada seorang pun di kedua sisi.

Hanya yang tak kasat mata, ia menanam perih di dalam lambung.

Pujangga itu terkapar di atas busa.

Perutnya sakit, kepalanya pening.

Dahaga rasa dan lapar kata-kata.

Ia butuh satu hari lagi untuk merangkum denting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun