Kesiapsiagaan bencana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan sebelum bencana terjadi untuk mengurangi risiko, meminimalkan dampak, dan memastikan respons yang efektif.Â
Â
Kesiapsiagaan bencana dapat dilakukan oleh pemerintah, organisasi, komunitas, atau individu. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kesiapsiagaan bencana, di antaranya:
Menyusun rencana kontinjensi
Menyusun rencana pengembangan sistem peringatan
Pemeliharaan persediaan
Melatih personil
Menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan
Menyusun rencana evakuasiÂ
Â
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana adalah dengan membuat Tas Siaga Bencana (TSB). TSB berisi kebutuhan dasar selama 3 hari, seperti:
Surat-surat penting
Pakaian untuk 3 hari
Makanan ringan tahan lama
Air minum
Kotak obat-obatan/P3K
Alat bantu penerangan
Uang cash
Perlengkapan mandi dan masker
Pengurangan risiko bencana (PRB) adalah upaya untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi dari bencana. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah bencana baru, mengurangi risiko bencana yang sudah ada, dan mengelola risiko yang tersisa.Â
Â
PRB dilakukan dengan mengembangkan dan menerapkan kebijakan, strategi, dan praktik-praktik untuk meminimalkan kerentanan dan risiko bencana. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam PRB, di antaranya:Â
Â
Membangun tanggul penahan banjirÂ
Â
Menanam pohon untuk menstabilkan lerengÂ
Â
Menerapkan tata guna lahan dan tata bangunan yang ketatÂ
Â
Membuat peta atau denah wilayah yang rawan bencanaÂ
Â
Membuat alarm bencanaÂ
Â
Membangun bangunan tahan bencanaÂ
Â
Memberi penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat di wilayah rawan bencanaÂ
Â
PRB berkontribusi untuk memperkuat ketahanan dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Adaptasi perubahan iklim adalah proses penyesuaian diri terhadap dampak perubahan iklim yang sudah terjadi atau yang diproyeksikan. Adaptasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim, seperti cuaca yang lebih ekstrem dan kenaikan permukaan air laut.Â
Â
Beberapa contoh adaptasi perubahan iklim, antara lain:Â
Â
Pindah ke dataran tinggi untuk menghindari naiknya permukaan air lautÂ
Â
Menanam tanaman baru yang dapat tumbuh subur dalam kondisi iklim baruÂ
Â
Menggunakan teknologi bangunan baruÂ
Â
Meningkatkan informasi iklim dan sistem peringatan diniÂ
Â
Membangun pertahanan yang lebih kuat terhadap banjirÂ
Â
Adaptasi merupakan salah satu respons yang dilakukan manusia dalam menghadapi perubahan iklim, selain mitigasi. Mitigasi sendiri berarti mencegah atau mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) k
e atmosfer.Ekosistem adalah sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem merupakan tatanan kesatuan yang utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup.Â
Â
Ekosistem terdiri dari dua komponen penting, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik dan abiotik ini saling mempengaruhi satu sama lain.Â
Â
Ekosistem dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan:
Ekosistem alami
Ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh ekosistem alami adalah hutan, sungai, danau, laut, padang rumput, padang lamun, dan padang pasir.
Ekosistem buatan
Ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Contoh ekosistem buatan adalah waduk, kolam, akuarium, sawah, kebun, dan sebagainya.Kesehatan adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).Â
Â
Kesehatan mental merupakan komponen penting dari kesehatan. Kesehatan mental yang baik ditandai dengan kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, dan berkontribusi bagi komunitas.Â
Â
Pemahaman tentang kesehatan telah berubah seiring dengan waktu. Berbagai faktor dapat memengaruhi kondisi kesehatan, seperti: Perilaku individu, Kondisi sosial, Genetik dan biologi, Perawatan kesehatan, Lingkungan fisik.Â
Â
Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh penting untuk mencegah tubuh terserang penyakit dan agar dapat tetap menjalankan aktivitas sehari-hari.Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang memiliki akses untuk mendapatkan pangan yang cukup, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan juga mencakup kondisi pangan yang beragam, bergizi, dan tidak bertentangan dengan budaya, agama, dan keyakinan masyarakat.Â
Â
Ketahanan pangan merupakan konsep yang sangat penting, terutama bagi negara-negara dengan populasi besar dan beragam seperti Indonesia.Â
Â
Beberapa komponen ketahanan pangan, yaitu: Kecukupan ketersediaan bahan pangan, Stabilitas ketersediaan bahan pangan, Aksesibilitas atau keterjangkauan terhadap bahan pangan.Â
Â
Aspek-aspek ketahanan pangan, yaitu: Ketersediaan pangan, Akses pangan, Pemanfaatan pangan.Â
Â
Akses pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti: Akses ekonomi, Akses fisik, Akses sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H