"Iya Ita terimakasih." Tujuannya sudah sampai.
"Fik, tunggu ya di sini entar aku mau ikut kamu lagi," pintanya Ita sambil lalu pergi meninggalkan nya. Fiki masih terbakar dengan emosinya atas kejadian barusan.
Tidak lama kemudian Ita datang dengan membawa belanjaan nya. Raut wajahnya yang cantik terus memberikan keindahan walaupun tidak memakai kerudung. Ita memang tidak mengenal kerudung sehari-hari nya cukup memakai celana dan kaos serta jaket kerennya.
Fiki dan Ita pergi meninggalkan toko dan melaju ke arah rumah makan.
"Kamu, mau makan apa?" Tanya Ita.
"Terimakasih saja."
"Tidak Fik, kamu harus makan," paksa Ita.
"Terserah kamu saja."
"Oke, Ita langsung memesan makanan dan Fiki langsung duduk pada tempat yang sudah dipilih.
"Fik, bolehkah saya curhat sama kamu."
"Boleh, silahkan saja."
"Begini, sebenarnya saya mau menceritakan sejak dulu. Tapi, tidak punya waktu untuk menceritakan kepada kamu. Saya punya rasa lebih kepadamuÂ