Mohon tunggu...
Masanto Riu
Masanto Riu Mohon Tunggu... lainnya -

As my friend said, live the life you love, and love the life you live...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Reuni Terakhir

9 April 2013   02:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhirnya acara tahunan yang indah ini pun berakhir, sudah jam 3, aku pamit pulang duluan, bukan apa-apa, soalnya Dimas dan Anggi pun sudah pulang setengah jam yang lalu karena harus buru-buru nganterin anak mereka, ada acara lomba-lomba di Mall Pondok Indah. Aku pun tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di sini, buat apa?

.

Akhirnya selesai sudah. Saat datang aku begitu bersemangat, namun pulangnya, seperti biasa, kehampaan yang kurasakan. Indah beberapa kali mengajak ngobrol di mobil, aku pun hanya senyum-senyum dan menanggapi sepantasnya. Namun pikiranku seakan terbelah, melayang kembali ke Anggi dan kenangan-kenangan saat sembunyi-sembunyi mengawasinya, dulu sekali saat masih di SMA. Ah bodoh sekali, kenapa aku tidak pernah mengatakannya.

.

Tidak terasa kecepatan mobilku mencapai 140 km/jam, tol bogor jakarta masih sepi karena orang-orang belum padha pulang dari puncak. Aku berada di jalur paling kanan karena yakin tidak ada yang lebih cepat dari mobilku. Namun tiba-tiba dari belakang sebuah Toyota Camry hendak menyalipku, karena aku di jalur paling kanan, diapun mengambil sisi kiriku, dan begitu dia tepat di sisi kiri mobilku, terdengar bunyi ledakan, dan entah kenapa dia langsung berbelok ke kanan menabrakku. Dhuar!!!!!

.

Sepertinya waktu berhenti sesaat, dan tiba-tiba aku mendapati mobilku terbalik, darah ada dimana-mana, dan di sebelahku Indah merintih menahan sakit, dia masih sadar, namun seluruh tubuhnya penuh darah, dan sedetik kemudian aku pun tidak sadarkan diri.

.

Aku terbangun di sebuah ranjang, di rumah sakit. Sekujur tubuhku diperban. Ibu menungguiku di samping tempat tidur. Ah meski rasanya badanku sakit semua, namun aku lega ternyata masih hidup. Begitu aku terbangun Ibu memelukku. Aku pun teringat Indah. "Indah dimana Bu?" "Indah meninggal Pras." jawab Ibuku singkat. Kepalaku pun pusing, aku terdiam tidak bisa berkata-kata.

.

Selama di rumah sakit teman-teman datang menjengukku, termasuk Dimas dan Anggi. Senang rasanya bisa melihat senyumnya lagi, meskipun kegembiraanku tidak sepenuhnya, karena rasa bersalah atas kepergian Indah tidak bisa hilang begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun