Mata indahmu menatap tajam.
Menghujam dalam ke relung hati.
Susah payah aku cabut.
Berhasil memang,
tapi tetap meninggalkan bekas.
...
Senyummu pun terkembang.
Bagai hujan menyegarkan padang gersang.
Tapi apa daya,
aku ini bukan tanah tak bertuan.
Biarlah kuresapi dingin tetesanmu.
Tapi segeralah berlalu menuju lautan.
...
Kibasan rambut panjangmu mempesona.
Membangkitkan seribu khayalan edan.
Lantas bagaimana?
Sang pencipta menciptakanmu begitu sempurna.
Sang hamba diperintah menahan nafsunya.
...
Maka doaku kepada-Nya,
semoga ini berakhir di maya saja.
Dan semoga Dia,
mengampuni segala dosa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H