Kenakalan remaja dan turunnya prestasi dalam pendidikan menjadi ukuran kesuksesan orang tua terutama wanita karir, sehingga solusi terbaik saat ini dalam menjaga peran ibu di kehidupan rumah tangga dan sahabat terbaik buat anak dalam berkeluh kesah aktivitas kesehariannya?.Â
Sehingga saat ini Orang tua, mertua, saudara kandung istri, suami, asisten rumah tangga bahkan rumah penitipan menjadi alternatif instant yang dilakukan saat ini. Dimana Orang tua dan Saudara dianggap pilihan terbaik dengan asumsi secara umum pendidikan diberikan  pasti terbaik mengingat darah daging mereka sendiri yang mengalir di anak.Â
Menguntip sumber Mentri Pendidikan (Nadiem Makarin, 2020 ) bahwa sehebat pendidikan dan guru hebat pun tidak akan mensubsitusikan peran pendidikan orang tua kepada anak. Karena ibu menjadi tempat mereka untuk mendapatkan kasih sayang, curahan hati, berkeluh kesah, mengadu hal pribadi, sahabat dalam berbagi, perlindungan, pujian yang ingin didapat serta tempat bercerita.Â
Seringkali kelelahan psikologi dan fisik menjadi pembenaran bahwa anak harus belajar mandiri dan mencari solusi sendiri dimana Saudara atau Orang tua wanita karir belum mengetahui secara detail solusi dalam pendidikan formal maupun informal mengingat mereka sendiri sudah mempunyai kesibukan yang berbeda.
Lingkungan sekitar, keseharian dengan Orang tua dan saudara dekat apakah mampu untuk mendukung dalam pendidikan. Dari penulis melakukan riset bahwa ada perbedaan dari penelitian sebelumnya bahwa anak yang berada dilingkungan terdekat yaitu kakek dan nenek akan mendapatkan kasih sayang dan pengawasan yang memadai walaupun ibunya bekerja.Â
Akan tetapi penulis hanya melihat pengawasan dilakukan sebatas kegiatan sehari  hari dan tugas sekolah, tidak dalam membentuk karakter dan pendidikan moral untuk kesiapan menuju usia remaja dan dewasa. Kakek dan nenek hanya melakukan pembekalan kebutuhan primer serta pengawasan dalam tugas sekolah yang cenderung sampai pendidikan dini atau paling tinggi sekolah dasar.Â
Untuk pendidikan lebih lanjut seperti Sekolah menengah , atas bahkan perguruan tinggi perlu pendalaman lebih lanjut mengingat aktivitas kegiatan sekolah lebih banyak dan cendurung anak sudah mempunyai kehidupan remaja yang ingin mandiri tanpa pengawasan yang lebih melekat dan lebih suka bergaul dengan teman sebaya dalam menjalankan kegiatannya.
Dalam aktivitas lain, kursus dan perlombaan formal, informal bisa menjadi dukungan moral dalam pendidikan ini yang sering menjadi perhatian dari ibu yang karir, haruskah anak banyak kegiatan agar proses pembentukan karakter bisa dibangun sejak dini ?Â
Pertanyaan ini selalu menjadi dilema bagi wanita karir dalam menjalankan peran gandanya mengingat lingkungan terdekat terutama mertua yang akan banyak mengalami keterbatasan dalam waktu, tenaga dan konsentrasi untuk menjalankan aktivitas cucunya yang beraktivitas diluar sekolah formal.Â
Kepercayaan wanita karir terhadap anak dan mertua yang menjadi andalan perlu dikaji lebih dalam, karena kehidupan kota besar dalam pergaulan saat ini menjadi lebih dominan dalam membentuk karakter dan mental, ini merupakan salah satu tugas berat dimana ibu harus extra dalam mengawasannya agar pergaulan yang diikuti membawa dampak positif untuk kehidupan anak dimasa depan. Karena anak adalah cerminan sukses orang tua dalam membina kehidupan dimasa depan baik dari moralitas dan sisi kehidupan sosialnya.
Penulis berharap demi peningkatan sumber daya manusia Indonesia masa depan, peran ibu dalam kehidupan anak menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter, sosial budaya, etika bermasyarakat serta peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dimulai dari kehidupan keluarga yang tidak tergantikan oleh saudara, guru dan teman disekitarnya. Mari kita mengajak para ibu untuk terus memperhatikan, mengawasi dan membimbing anak untuk mencapai cita - cita yang di impikan.Â