Surabaya telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam pengelolaan sampah dengan memanfaatkan bank sampah terpadu di setiap Rukun Warga (RW). Sebanyak 1.600 ton sampah dapat dikelola setiap harinya berkat upaya ini (Kompas, 2025).Â
Namun, yang paling mencolok adalah inovasi Surabaya dalam mengolah sampah menjadi sumber energi.
Pemkot Surabaya mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Benowo, Surabaya, yang menggunakan metode Landfill Gas Power Plant.Â
Melalui teknologi ini, pada tahun 2021, sebanyak 1.000 ton sampah per hari dapat diolah menjadi 12 megawatt listrik. Dari hasil ini, 9 megawatt dijual ke PLN, 2 megawatt digunakan untuk kebutuhan operasional, dan 1 megawatt disiapkan untuk cadangan (redundant).
Dengan kapasitas 9 megawatt, Surabaya mampu menyuplai listrik untuk sekitar 5.885 rumah tangga dengan daya 1.300 VA di wilayah Surabaya dan sekitarnya (Waste4Change, 2022).Â
Dalam hal ini, ancaman sampah telah diubah menjadi peluang yang menguntungkan bagi Pemkot Surabaya dan masyarakat.
Solusi untuk Indonesia
Jika Surabaya bisa mengubah ancaman sampah menjadi peluang, mengapa kita tidak?
Kota-kota lain di Indonesia perlu mengikuti langkah Surabaya dalam memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang bermanfaat.Â
Langkah ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga menciptakan solusi berkelanjutan bagi masalah sampah yang semakin mengkhawatirkan. praktik baik ini juga sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) spesifiknya pada SDG 7 Affordable and Clean EnergyÂ
Saatnya seluruh Indonesia meniru keberhasilan Surabaya untuk mewujudkan kota-kota bebas sampah dan lebih berkelanjutan. Jika kita bisa melakukannya, maka kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh negeri.