Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memelihara Habbit Melamun

19 November 2024   21:23 Diperbarui: 19 November 2024   22:16 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Kebanyakan Orang Suka Melamun - psychologytoday.com

Pernahkah Anda melihat bapak-bapak yang duduk di depan teras, menikmati kopi hitam sambil termenung dalam? 

Itulah contoh sederhana dari kebiasaan melamun yang sering kita jumpai dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. 

Biasanya, melamun sering dianggap sebagai perilaku yang tidak produktif, bahkan dianggap membuang waktu. 

Namun, penelitian-penelitian terkini mengungkapkan bahwa melamun tidak selalu buruk. Sebaliknya, melamun memiliki berbagai manfaat yang mungkin belum banyak diketahui orang.

Apakah Anda Sudah Melamun Hari Ini?

Saya rasa, Anda pasti sudah melamun---bahkan mungkin setelah membaca tulisan ini, Anda melamun lagi. Menurut penelitian, sekitar 50-70% waktu jaga kita dihabiskan untuk melamun (Ekalaya, dkk., 2021). 

Lamunan bukan sekadar gangguan, melainkan proyek mental yang bermanfaat dalam pencapaian tujuan individu. Konten lamunan dipengaruhi oleh reaktivitas emosi dan kondisi individu dalam mencapai tujuan (ugm.ac.id, 2021). 

Ternyata, melamun bisa menjadi kebutuhan yang penting, sama halnya dengan makan dan tidur.

Manfaat Melamun 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun