Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manfaat Praktis Volunteering SDGs bagi Mahasiswa

31 Juli 2024   20:43 Diperbarui: 31 Juli 2024   21:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

"Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki." - Ridwan Kamil

Kutipan ini dengan tepat menggambarkan kebutuhan mendesak akan generasi muda yang aktif dan solutif, terutama di era yang penuh dengan tantangan global seperti sekarang. 

Menjadi bagian dari solusi adalah suatu keharusan, terutama bagi mereka yang menyandang gelar mahasiswa. 

World Health Organization (WHO) mendefinisikan pemuda atau "young people" sebagai individu yang berusia antara 10 hingga 24 tahun. 

Di Indonesia, Pasal 1 ayat 1 UU Kepemudaan (2014) mendefinisikan pemuda sebagai warga negara Indonesia yang berusia 16 hingga 30 tahun. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan pemuda sebagai orang muda laki-laki atau remaja. 

Meskipun definisi ini berbeda, kesimpulannya adalah bahwa pemuda adalah individu yang usianya kurang dari 30 tahun.

Menjadi mahasiswa adalah sebuah privilese yang tidak bisa dinikmati semua orang. Data dari Kemendagri menunjukkan bahwa hanya 6,52 persen dari populasi Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan (liputan6.com, 2024). 

Angka ini menunjukkan tantangan dalam pengarusutamaan SDG 4 (Quality Education) di Indonesia. 

Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintah telah berusaha keras untuk mendukung pendidikan berkualitas bagi semua. 

Namun, tantangan ini juga membawa peluang bagi mahasiswa untuk memainkan peran penting dalam mencapai tujuan-tujuan global yang lebih besar.

Volunteering SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global yang disepakati oleh 193 negara di dunia dengan tujuan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. 

SDGs mencakup 17 tujuan, termasuk tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan lain-lain. 

Perguruan tinggi, sebagai pusat akademik dan inovasi, memainkan peran penting dalam akselerasi implementasi SDGs. Melalui pembentukan SDGs Center, perguruan tinggi tidak hanya menjadi tempat pembelajaran tetapi juga inkubator untuk solusi nyata.

Lantas, di mana posisi mahasiswa dalam konteks ini? Mahasiswa, sebagai agent of change, memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan global. 

Dengan laju perkembangan teknologi yang cepat, seperti internet dan kecerdasan buatan (AI), mahasiswa memiliki keunggulan dalam beradaptasi dan merespons perubahan. 

Oleh karena itu, keterlibatan dalam proyek-proyek sukarela yang berhubungan dengan SDGs menjadi semakin relevan.

Manfaat Praktis Volunteering SDGs Bagi Mahasiswa

Pengembangan Keterampilan dan Pengalaman Kerja

Faktanya, dunia kerja berbeda 100 persen dari dunia perkuliahan. Mengutip Kompas.com (2024), sebanyak 452.713 lulusan S1, S2, dan S3 tidak bekerja. Hal ini membuktikan bahwa mengenyam pendidikan tinggi saja belum cukup bagi mahasiswa untuk mampu bertahan hidup. 

Dengan turut serta dalam volunteering SDGs, mahasiswa dapat mengasah keterampilan praktis seperti manajemen proyek, komunikasi, dan kepemimpinan. Keterampilan ini menjadi bekal penting untuk bersaing di pasar kerja yang kompetitif. 

Misalnya, terlibat dalam proyek pengelolaan limbah di kampus dapat mengajarkan manajemen tim dan pemecahan masalah.

Meningkatkan Jaringan dan Koneksi

Perpres No.111/2022 mewajibkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri, akademisi, NGO, dan media, untuk berpartisipasi dalam pengarusutamaan SDGs di Indonesia. 

Ini membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk terlibat dalam jaringan profesional yang luas. Kesempatan ini memungkinkan mahasiswa mendapatkan informasi lebih cepat tentang peluang magang, kerja, atau beasiswa internasional. 

Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang terlibat dalam proyek SDGs mungkin bertemu dengan profesional dari sektor industri yang menawarkan peluang magang.

Kesadaran Sosial dan Kultural

Pada dasarnya, SDGs adalah bentuk pengabdian. Mahasiswa yang terlibat aktif dalam proyek-proyek SDGs akan mengembangkan empati dan kesadaran sosial yang lebih dalam. 

Mereka akan belajar bekerja dalam lingkungan yang beragam dan menghadapi tantangan yang dihadapi oleh komunitas yang berbeda. 

Misalnya, proyek pemberdayaan masyarakat dapat mengajarkan mahasiswa tentang realitas hidup di daerah terpencil dan cara efektif membantu mereka.

Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran vital dalam membantu dunia mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Oleh karena itu, memanfaatkan kesempatan ini menjadi bagian dari solusi global adalah langkah penting bagi mereka yang ingin berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik.

Jadi, mulai besok datangi komunitas, ormawa maupun SDGs Center yang ada di kampus anda dan terlibatlah untuk implementasi nyata SDGs di Universitas untuk memberikan manfaat bagi Indonesia dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun