"Apa yang saya suka tentang fotografi adalah mereka menangkap momen yang hilang selamanya, dan tidak mungkin untuk memproduksinya kembali."Â -- Karl Lagerfeld
Lebaran, sebuah kata yang mengandung magis bagi umat Islam di Indonesia, bukan hanya sekedar perayaan agama, tetapi ritual yang meresap dalam budaya dan tradisi masyarakat.Â
Momen-momen ini sering kali menimbulkan air mata, sejahtera atau duka, serta senyuman---tulus atau pun ala korporat. Fakta ini jelas menunjukkan betapa euforia Lebaran menjadi salah satu bagian penting dalam hidup kita.
Sejarah fotografi di Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1857, seperti yang diungkapkan oleh jurnal dari Universitas Atmajaya Yogyakarta, berkat adanya sebuah studio foto di Harmonie, Batavia.Â
Awalnya, foto keluarga adalah kegiatan eksklusif bagi kalangan elit, seperti pejabat, saudagar kaya, dan tokoh-tokoh berpengaruh.Â
Namun, era modern telah mengubah semangat zaman. Kini, hampir setiap individu dapat dengan mudah mendokumentasikan momen-momen spesial melalui gawai yang dimilikinya.
Dalam momen Lebaran, keberadaan foto keluarga tampaknya telah menjadi suatu keharusan.Â
Tidak lengkap rasanya jika tidak ada sesi foto bersama keluarga.Â
Mengapa foto keluarga menjadi begitu penting?Â
Foto keluarga bukan hanya sekedar dokumentasi, melainkan cara untuk mengabadikan kebersamaan.Â