Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tulisan Ringan Menemani Secangkir Teh Manis Hangat

21 Maret 2024   21:18 Diperbarui: 21 Maret 2024   21:21 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.viva.co.id

Dan setiap orang memiliki preferensinya masing-masing tak bisa dipaksakan jika tertarik maka otomatis jadi menu favorit jika tidak berarti bukan favorit persis petuah penulis buku sang alkemis,

"Seseorang dicintai karena ia dicintai. Tidak diperlukan alasan untuk mencintai." 

Benar, memang benar selalu ada preferensi pribadi dalam memilih apapun tak terkecuali itu makanan dan minuman. 

Namun seluruh preferensi yang ada akan runtuh, yang semula cenderung beraliran makanan diolah secara berkuah, panggang, bakar, rebus, kukus, goreng dll hilang selera ketika menemui satu hal yaitu sakit. 

Semua preferensi yang sebelumnya diminati tak sedikitpun bisa dinikmati jika kondisi tubuh sedang sakit, dan seketika preferensinya berubah menjadi keingingan untuk sehat.

Sakit merupakan sekarat versi lite, preferensi makanan ternyata berpengaruh terhadap organ-organ tubuh. Jika preferensi asupan makanan baik, dan bergizi, tentu tubuh semakin sehat. 

Namun jika preferensi makanan yang dipilih tidak sehat, jorok, dsb maka barangtentu tidak baik bagi Kesehatan tubuh. 

Celakanya, semua orang menganggap preferensi yang dipilih merupakan yang paling baik dan paling menyehatkan, itu tidak salah namun yang ia lupa bahwa ia bukan dokter dan juga bukan tuhan yang bisa menilai preferensi yang paling benar dan menyehatkan.

Dinamika seni hidup ini tergambar lugas dalam kutipan buku sang Alkemis 

"Setiap orang tampaknya mempunyai gagasan yang jelas tentang bagaimana orang lain harus menjalani hidup mereka, tetapi tidak ada satupun yang memiliki gagasan yang jelas mengenai kehidupannya sendiri." -- Paulo Coelho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun