Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggugat Mahalnya Biaya Pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia

12 Februari 2024   22:31 Diperbarui: 14 Februari 2024   09:46 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia." -- Nelson Mandela 

Bukan rahasia lagi jika biaya menempuh pendidikan tinggi di kampus-kampus Indonesia sangatlah mahal. Tentu boleh kalau Anda bilang mahal murah itu relatif tergantung masing-masing orang. 

Namun yang saya pandang mahal disini adalah bagi para wong cilik yang penghasilannya kurang dari upah minimum regional (UMR) seperti buruh lepas, buruh tani, buruh nelayan, dan profesi-profesi sebayanya. 

Bukti konkret bahwa biaya kuliah itu mahal adalah viralnya berita baru-baru ini ada salah satu perguruan tinggi yang menggunakan skema seperti pinjol untuk pembayaran uang kuliahnya.

Pandangan Dunia tentang Pendidikan 

Masyarakat dunia telah bersepakat menganggap bahwa pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. 

sumber gambar : www.pexels.com/Minenhle Shelembe 
sumber gambar : www.pexels.com/Minenhle Shelembe 

Hal ini dibuktikan dengan agenda yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang salah satu goalnya berfokus pada "pendidikan berkualitas". 

Pendidikan berkualitas masuk pada goal 4 SDGs, yang mengharapkan untuk dapat menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. 

Good practices yang dapat kita teladani adalah negara Jerman dan Finlandia yang menyediakan pendidikan gratis bagi semua masyarakatnya. 

Tak tanggung-tanggung keduanya menggratiskan pendidikan di semua jenjang. Indonesia memang belum sebaik Jerman dan Finlandia dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif. 

Namun Indonesia telah cukup mengupayakan diri untuk mencapai goal 4 pendidikan berkualitas yang diimplementasikan dalam berbagai program seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah), Bidikmisi, Beasiswa Unggulan, Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), dan berbagai beasiswa dari swasta yang diijinkan oleh pemerintah Indonesia. Tentu hal ini patut diapresiasi dan digunakan sebaik-baiknya bagi masyarakat.

Memandang Dunia Pendidikan Tinggi Indonesia

Melansir katadata (2023) yang mencatat setidaknya ada 3.107 unit perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2022. Terdiri dari 2.982 unit merupakan perguruan tinggi swasta (PTS), dan 125 unit dari perguruan tinggi negeri (PTN).

Mencicip atmosfer perguruan tinggi masih menjadi hal yang mewah dan sukar digapai oleh wong cilik meskipun perguruan tinggi sudah sebanyak itu. 

Diperlukan kolaborasi intens dari pemerintah, industri, media, dan NGO untuk mampu bersama-sama membenahi kekurangan yang ada dan meningkatkan kualitas pendidikan menjadi inklusif. 

Dari studi literatur saya catat beberapa kebijakan menarik yang mungkin dapat dijadikan sebagai referensi untuk memudahkan mahasiswa dari kalangan wong cilik dapat survive hingga kelulusan tiba. 

Pertama, pemerintah mengadakan sebuah kerjasama antara industri dan perguruan tinggi dalam menyediakan kuota khusus mahasiswa dari kalangan wong cilik untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan dapat digunakan sebagai tambahan biaya untuk menyelesaikan pendidikan. 

Kedua, kampus menyediakan kesempatan bekerja/magang di institusinya yang kuotanya dihususkan bagi mahasiswa dari kalangan wong cilik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun