Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjelang Debat Cawapres, Darimana Budaya Debat Bermula?

19 Januari 2024   16:37 Diperbarui: 20 Januari 2024   02:19 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu setiap bangsa memiliki sejarah pergolakan filosofis dan perdebatannya masing-masing, semisal China, Eropa, India, Arab, bahkan Nusantara, tapi faktanya referensi kebudayaan Yunani lah yang banyak muncul dalam pencarian. 

Hal ini mengingatkan kisah epik ketika Socrates ditanya tentang kriteria pemimpin. 

Ia menjawab dengan pertanyaan balik, jika Anda ingin berlayar, apakah Anda akan mempercayakan tugas nahkoda kepada sembarang orang atau kepada ahli yang berpengalaman? 

Potret percakapan ini tentu secara gamblang menggambarkan suburnya ekosistem perdebatan dalam kebudayaan Yunani. 

Selain Socrates, masih ada Plato, Aristoteles, dan Cicero yang tak kalah menariknya untuk dikulik lebih dalam mengenai catatan perdebatannya.

Debat Cawapres

Debat keempat cawapres yang akan diselenggarakan pada Minggu, 21 Januari 2024, menjadi sebuah objek menarik untuk dianalisis. 

Saya selalu ingat kutipan Pramoedya Ananta Toer ketika menonton debat.

"Orang yang tak pernah mencangkul tanah, justru paling rakus menjarah tanah dan merampas hak orang lain." 

Kutipan ini cukup tajam untuk kita gunakan sebagai pisau analisis yang berguna mengupas retorika dari masing-masing kandidat. 

Aplikasi nyatanya adalah jika kandidat membuat argumen tentang Masyarakat Adat dan Desa, maka kita bisa cek seberapa sering ia berkunjung ke desa-desa untuk berbicara pada masyarakat kecil dalam satu tahun terakhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun