Rumah ialah tempat yang ingin kau tinggalkan ketika sedang tumbuh dan ingin kau kembali ketika mulai menua. --- Ralph Waldo Emerson.
Saya harap anda sekarang sedang berada di rumah, menuju ke rumah, atau baru saja keluar rumah untuk sebuah keperluan dan segera kembali ke rumah.Â
Banyak manusia tinggal dalam sebuah bangunan, namun tak banyak yang memiliki rumah. Setiap sudut rumah begitu berharga bagi penghuninya.Â
Jadi kemana anda pulang selama ini?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rumah/ru*mah/ berarti (1) bangunan untuk tempat tinggal; (2) bangunan pada umumnya (seperti gedung).Â
Saya pikir, kok tidak sesempit itu "makna rumah" bagi kita-kita yang didesain dengan teknologi paling canggih sejagad oleh Allah SWT dengan model Ahsanu Takwim.
Coba anda ingat-ingat lagi kapan anda merasa nyaman dan terhubung dengan orang-orang terkasih. Jangan-jangan tempat yang membuat anda terhubung malah di gunung, kafe, warung kopi, kantor, atau bahkan dalam pelukan nenek, bukan di rumah tempat anda sehari-hari tidur dan menetap.
Saya tak akan membatasi pikiran anda dengan tafsir saya tentang konsep rumah, bongkarlah sendiri melalui kesadaran hakiki anda mengenai apa sih rumah yang kalian pahami, mengerti, dan yang ingin sekali kalian miliki.
Saya ingat sebuah kisah lama yang diceritakan oleh guru ketika saya mukim di pesantren belasan tahun yang lalu.Â
Kisah ini dimulai dengan sosok orang tua yang selama berhari-hari tidur di kuburan, hanya untuk menunggu seorang raja bersama rombongan lewat daerah tersebut.Â
Penantian lama itu membuahkan hasil, raja beserta rombongan akhirnya melewati pemakaman, spontan pria tua itu dengan suara menggelegar berteriak, "Wahai raja yang gila, hendak kemana dirimu?" Mendengar kalimat tersebut, raja naik pitam dan menimpali, "Dasar kakek gila, tentu saja pulang ke rumah (istana), tidak sepertimu yang tak waras, tidur di kuburan."Â
Mendengar jawaban raja, kakek tua itu tertawa terbahak-bahak, yang membuat sang raja dan pengiringnya bingung dengan tingkah aneh kakek tua ini.Â
Sembari melangkahkan kakinya menjauh dari raja, kakek tua ini berucap,Â
"Kau yang tak waras, rumahmu sebenarnya berada di tempat yang aku tuju sekarang."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H