Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meredefinisi Makna Rumah

23 Oktober 2023   22:55 Diperbarui: 23 Oktober 2023   23:47 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : id.pngtree.com

Rumah ialah tempat yang ingin kau tinggalkan ketika sedang tumbuh dan ingin kau kembali ketika mulai menua. --- Ralph Waldo Emerson.

Saya harap anda sekarang sedang berada di rumah, menuju ke rumah, atau baru saja keluar rumah untuk sebuah keperluan dan segera kembali ke rumah. 

Banyak manusia tinggal dalam sebuah bangunan, namun tak banyak yang memiliki rumah. Setiap sudut rumah begitu berharga bagi penghuninya. 

Jadi kemana anda pulang selama ini?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rumah/ru*mah/ berarti (1) bangunan untuk tempat tinggal; (2) bangunan pada umumnya (seperti gedung). 

Saya pikir, kok tidak sesempit itu "makna rumah" bagi kita-kita yang didesain dengan teknologi paling canggih sejagad oleh Allah SWT dengan model Ahsanu Takwim.

Coba anda ingat-ingat lagi kapan anda merasa nyaman dan terhubung dengan orang-orang terkasih. Jangan-jangan tempat yang membuat anda terhubung malah di gunung, kafe, warung kopi, kantor, atau bahkan dalam pelukan nenek, bukan di rumah tempat anda sehari-hari tidur dan menetap.

Saya tak akan membatasi pikiran anda dengan tafsir saya tentang konsep rumah, bongkarlah sendiri melalui kesadaran hakiki anda mengenai apa sih rumah yang kalian pahami, mengerti, dan yang ingin sekali kalian miliki.

Saya ingat sebuah kisah lama yang diceritakan oleh guru ketika saya mukim di pesantren belasan tahun yang lalu. 

Kisah ini dimulai dengan sosok orang tua yang selama berhari-hari tidur di kuburan, hanya untuk menunggu seorang raja bersama rombongan lewat daerah tersebut. 

Penantian lama itu membuahkan hasil, raja beserta rombongan akhirnya melewati pemakaman, spontan pria tua itu dengan suara menggelegar berteriak, "Wahai raja yang gila, hendak kemana dirimu?" Mendengar kalimat tersebut, raja naik pitam dan menimpali, "Dasar kakek gila, tentu saja pulang ke rumah (istana), tidak sepertimu yang tak waras, tidur di kuburan." 

Mendengar jawaban raja, kakek tua itu tertawa terbahak-bahak, yang membuat sang raja dan pengiringnya bingung dengan tingkah aneh kakek tua ini. 

Sembari melangkahkan kakinya menjauh dari raja, kakek tua ini berucap, 

"Kau yang tak waras, rumahmu sebenarnya berada di tempat yang aku tuju sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun