Dimensi Mistik
Sebelum lebih jauh masuk, saya ingatkan Anda kacamata Barat hingga kiamat tidak akan pernah bisa memahami budaya Timur.Â
Tak pernah ada dalam kebudayaan orang-orang Barat jika ada manusia yang bisa menjilat bara api tanpa lidahnya terluka sedikitpun, seperti yang dilakukan komunitas Sastra Jendra Hayuningrat Pangaruwating Diyu.Â
Orang Barat tak sampai logikanya untuk merasionalkan manusia dilindas mobil tapi tetap hidup. Manusia berjalan di atas bara api dan beling kakinya tetap utuh tanpa cidera.
Saya juga berharap Anda masih mengingat istilah ini, "ditumbak lakak-lakak, dibedil mecicil, ora tedhas tapak paluning pande". Kesemuanya adalah kearifan lokal Jawa yang unik dan berharga.Â
Santri, sebagai bagian dari penduduk Jawa yang "gondelan jubahe kanjeng nabi" juga sama menariknya.Â
Sebuah kutipan yang hampir seluruh kaum santri pahami dan pegang misalnya, "Santri itu kalah rupo, menang dungo, kalah duit menang wirid, kalah pangkat menang tirakat."
22 Oktober 2023 yang bertepatan dengan Hari Santri ini, mengingatkan saya pada pemahaman kebangsaan yang istimewa dari Presiden Soekarno yang tercermin dalam buah pikirnya,Â
"Kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab. Kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H