Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sungai: Soko Guru Peradaban yang Kini Terpinggirkan

21 Oktober 2023   17:10 Diperbarui: 23 Oktober 2023   00:44 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Dok. pribadi

Sepulang anda dari Kerja, Kuliah, Sekolah maupun sekadar nongkrong, coba sesekali tanyakan ke kakek bagaimana kondisi Sungai di masa muda mereka. Pasti anda akan mendapatkan kuliah umum yang detil dan diulang-ulang mengenai serpihan-serpihan peristiwa yang tergambar dalam ingatan beliau yang telah lalu.

Sungai adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas (Triatmojo, 2008). Secara mendetail nationalgeographic.org (2023) menggambarkan Sungai sebagai aliran air seperti pita yang mengalir turun karena gaya tarik gravitasi. 

Kedua definisi tersebut sangat menarik, sementara yang saya pahami dari Sungai adalah "Soko Peradaban" alias tiang peradaban.

Mengapa Sungai?

Masih ingat Peradaban Lembah Sungai kuning (Hwang-Ho), Peradaban Mesoptamia yang dilalui dua Sungai (Tigris dan Eufrat), Peradaban Lembah Sungai Nil, Mesir, Peradaban Mohenjo-Daro dan Harappa (Sungai Indus) dan Peradaban Nusantara yang dulu katanya bangsa maritim.

Kesemuanya menjadikan Sungai sebagai nadi kehidupannya. Karena Sungai menjadi prasarana Masyarakat untuk berinteraksi, berdagang, serta pemenuhan kebutuhan hidup yang bisa didapat dari Sungai.

sumber gambar: Dok. pribadi
sumber gambar: Dok. pribadi

Sungai Masa Kini

Mari kita buka catatan, Data Badan pusat statistik (BPS) tahun 2021, sekitar 46 persen sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat, 32 persen tercemar sedang berat, 14 persen tercemar sedang dan 8 persen tercemar ringan.

Dalam laporan voaindonesia.com (2023) mengungkap hasil Penelitian ECOTON yang membentuk Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional di lima provinsi di Indonesia dan yang terparah berada di Jawa Timur.

Sungai Brantas di Jawa Timur merupakan sungai paling tercemar mikroplastik dengan kontaminan sebanyak 636 partikel per 100 liter air. Kontaminan itu berasal dari industri serta sampah domestik. Inilah hasil kajian tim Ekspedisi Sungai Nusantara 2022 pada 68 sungai strategis nasional.

Sementara Ketika dikonfirmasi lebih lanjut penyebab tingginya ketercemaran Sungai di Jawa Timur, Peneliti ECOTON, Amiruddin Muttaqin, mengungkap rendahnya kesadaran Masyarakat dan industry dalam pemeliharaan Sungai.

Sungai sebagai Cerminan Negara Maju

Tentu banyak indikator yang diperlukan untuk mengukur sebuah negara bisa dianggap maju. Namun, dalam tulisan ini kita akan ambil potret dari pengelolaan sungainya.

Beberapa good practice menarik dalam pengelolaan air dan Sungai dari negara-negara maju saya kutipkan dari voi.id (2021) untuk menjadi referensi tata Kelola yang baik, sekaligus contoh implementasi untuk mencapai Tujuan ke-6 Air Bersih dan Sanitasi Layak, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.

Adapun negara-negara tersebut sebagai berikut.

Norwegia telah dikenal dengan predikat baik dalam kebersihan dan pengelolaan airnya. Hal ini karena pemerintah Norwegia membuat "the migrade snake" yakni program perlindungan air tanah yang digerakkan oleh Departement Oslo Water and Wastewater Departement.

Secara ringkas, program ini adalah membuat terowongan berkapasitas 50 ribu kubik yang dimanfaatkan sebagai waduk penyimpanan dan rute transportasi. Selain itu, terowongan ini juga berfungsi sebagai sarana meningkatkan kualitas air, mengatasi dampak perubahan iklim, dan upaya penghematan energi dalam bidang pengolahan air.

Jerman, secara khusus menerbitkan Undang-Undang Perlindungan Sumber Daya Alam. Pemerintah Jerman menyediakan fasilitas air bersih siap minum di ruang publik serta sanitasinya. 

Tak berhenti di situ, pemerintah Jerman bahkan menyediakan data uraian mengenai zat-zat yang terkandung di air keran sebagai upaya untuk membuat Masyarakat lebih aman.

Dulu dan kini akan jadi sejarah, Sungai dulu dan Sungai kini, tetaplah sungai. Tata Kelola, penghargaan terhadapnya, bahkan cara pandang kita terhadap Sungai-lah yang menentukan tinggi atau rendahnya peradaban kita sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun