Sementara Ketika dikonfirmasi lebih lanjut penyebab tingginya ketercemaran Sungai di Jawa Timur, Peneliti ECOTON, Amiruddin Muttaqin, mengungkap rendahnya kesadaran Masyarakat dan industry dalam pemeliharaan Sungai.
Sungai sebagai Cerminan Negara Maju
Tentu banyak indikator yang diperlukan untuk mengukur sebuah negara bisa dianggap maju. Namun, dalam tulisan ini kita akan ambil potret dari pengelolaan sungainya.
Beberapa good practice menarik dalam pengelolaan air dan Sungai dari negara-negara maju saya kutipkan dari voi.id (2021) untuk menjadi referensi tata Kelola yang baik, sekaligus contoh implementasi untuk mencapai Tujuan ke-6 Air Bersih dan Sanitasi Layak, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.
Adapun negara-negara tersebut sebagai berikut.
Norwegia telah dikenal dengan predikat baik dalam kebersihan dan pengelolaan airnya. Hal ini karena pemerintah Norwegia membuat "the migrade snake" yakni program perlindungan air tanah yang digerakkan oleh Departement Oslo Water and Wastewater Departement.
Secara ringkas, program ini adalah membuat terowongan berkapasitas 50 ribu kubik yang dimanfaatkan sebagai waduk penyimpanan dan rute transportasi. Selain itu, terowongan ini juga berfungsi sebagai sarana meningkatkan kualitas air, mengatasi dampak perubahan iklim, dan upaya penghematan energi dalam bidang pengolahan air.
Jerman, secara khusus menerbitkan Undang-Undang Perlindungan Sumber Daya Alam. Pemerintah Jerman menyediakan fasilitas air bersih siap minum di ruang publik serta sanitasinya.Â
Tak berhenti di situ, pemerintah Jerman bahkan menyediakan data uraian mengenai zat-zat yang terkandung di air keran sebagai upaya untuk membuat Masyarakat lebih aman.
Dulu dan kini akan jadi sejarah, Sungai dulu dan Sungai kini, tetaplah sungai. Tata Kelola, penghargaan terhadapnya, bahkan cara pandang kita terhadap Sungai-lah yang menentukan tinggi atau rendahnya peradaban kita sekarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI