Di tengah keriuhan euforia suporter Timnas Garuda di Gelora Bung Karno (GBK) rupanya ada satu momen yang dianggap mengacaukan kesakralan tradisi acara pasca pertandingan berakhir. Ya siapa lagi kalau bukan penampilan artis papan atas Anang and Friends.
Pada kesempatan ini penulis mencoba mengutarakan isi hati penulis sendiri menyikapi hal tersebut. Ya siapa pun boleh mengklaim sebagai suporter bola, baik yang fanatik maupun yang sekedar ikut ikutan rame rame saja. Begitu juga, yang belakangan ini rame di sebut dengan istilah suporter fomo.
Penikmat atau pendukung timnas, baik yang hadir langsung ke stadion maupun yang hanya sekedar melihat di layar kaca. Termasuk bagi penulis yang belum pernah hadir langsung ketika timnas berlaga di Stadion pun kecewa, apalagi yang hadir di stadion langsung.
Sebagai orang daerah yang secara jarak cukup jauh dari Ibu Kota, bukan tidak ingin menonton langsung di GBK apalagi pertandingan krusial yang akan menciptakan sejarah. Melainkan soal jadwal timnas dan aktivitas harian yang belum sinkron dengan waktu berlangsungnya pertandingan timnas.
Oleh karena itu, sementara ini penulis cukup menonton dilayar kaca dan turut mendoakan agar timnas selalu mendapatkan hasil yang terbaik. Mungkin penulis mewakili perasaan jutaan pendukung timnas lainnya yang pastinya senang jika timnas menang dan sedih bila timnas kalah. Yang jelas berbeda dengan ekspresi Bung Towel....yang selalu nyinyir terhadap Coach Sin Taeyong.
Bagi penonton di layar kaca, momen yang bisa membawa kita ikut merasakan aura magisnya stadion hanyalah saat ikut menyanyikan Indonesia Raya di saat pembukaan pertandingan dan ikut menyanyikan tradisi lagu Tanah Airku pasca pertandingan. Situasi akan semakin larut mana kala timnas mendapatkan kemenangan pada pertandingan tersebut.
Sebenarnya di laga Timnas lawan Filipina adalah hal yang langka ketika pertandingan usai selebrasi masih di tayangkan oleh Indosiar, padahal biasanya deretan iklan sponsor langsung antri menutup acara. Â Momen detik-detik di nyanyikan nya lagu Tanah Airku adalah momen yang sangat ditunggu.
Ketika para pemain sudah membentuk formasi lingkaran di tengah lapangan. Bahkan salah satu pemain, yakni Sandy Walsh sudah terlihat fokus dan siap-siap merasakan magisnya lagu sakral tersebut. Eh tiba-tiba yang terdengar malah suara artis. Sin Tae Yong pun terlihat kesal, termasuk beberapa official yang sudah bersiap-siap ikut nyanyi bareng akhirnya berinisiatif membubarkan formasi dan melanjutkan dengan mengelilingi suporter di depan tribun.
Bagi penulis sendiri, biasanya hanya dapat menyaksikan momen menyanyikan lagu Tanah Airku hanya di Youtube. Karenamemang sangat jarang di tayangkan live di televisi. Walaupun hanya beberapa menit saja, tapi sangat di resapi dan di renungi terkadang malah ikut larut dalam tangis kebahagiaan menyaksikan Timnas yang penuh heroik meraih kemenangan.
Kembali pada polemik mini konsernya Keluarga Anang dan Ashanty, di tengah perayaan kemenagan Timnas. Yang patut di kritik adalah kurang peka nya panitia dalam hal ini adalah PSSI. Terhadap perkembangan dan kebiasaan suporter dalam mengekpresikan kebahagiaan mana kala timnas bertanding.
Konser Anang mungkin telah merusak momen sakral, tapi yang harus bertanggungjawab adalah pihak yang mengundang sang artis. Mungkin maksudnya baik, ingin mneghadirkan sportainment atau menghibur penonton. Tapi waktunya yang kurang tepat, berbeda jika sang artis di tampilkannya hanya pas jeda pertandingan saja atau sebelum pertandingan dimulai.
Maka perayaan yang sudah rutin dan di nantikan oleh semua penonton untuk ikut merasakan betapa merindingnya ketika ikut bernyanyi dengan sepenuh hati. Bisa dinikmati oleh seluruh penonton, baik yang di stadion maupun yang nonton di layar kaca. Apalagi laga Timnas melawan filipina di tayangkan di jam primetime atau jam tayang utama televisi Indonesia.
Pada akhirnya nasi sudah menjadi bubur, semoga kejadian ini tidak terulang kembali. Semoga PSSI semakin peka terhadap keinginan suporter. Â Di pertandingan berikutnya ketiga timnas tampil di babak ketiga maka tensi pertandingan semakin tinggi.
Antusias penonton di pastikan semakin besar, apalagi pertandingan bakal di selenggarakan di Kota Surabaya. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Surabaya merupakan salah satu home base nya basis suporter paling militan di Dunia yakni Bonekmania. Selain memang Kota Surabaya juga lebih identik dengan kota pahlawan dimana heroiknya perjuangan masyarakat Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan adalah bukti nyata di tanah ini lah perjuangan itu dimulai.
Semoga kebangkitan Timnas ini menjadikan kita semua  semakin bersatu dan kompak serta rasa nasioanlisme semakin kuat. Bravo Timnas Indonesia semoga pasukan Garuda terbang semakin tinggi dan bisa menaklukan dunia di 2026 nanti. Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H