Rupanya keberhasilan menaklukkan Australia melalui adu penalti di semifinal, tidak terulang pada saat meladeni Malaysia, ada apa gerangan, bukankah secara teknis, seharusnya Malaysia (peringkat 164) lebih mudah ditaklukkan daripada Australia (peringkat 44) ??? kutukan kah ???
Ataukah...kesuksesan Indonesia menggulung Australia, menjadi anti klimaks di final.
Lebih menyakitkan lagi, karena lagi-lagi dan lagi, harus takluk pada musuh bebuyutan Malaysia, yang seolah-olah telah menjadi kutukan tak berujung bagi kesebelasan indonesia.
Kita semua tentu masih ingat, betapa digdaya-nya Indonesia pada piala AFF 2010 lalu, superioritas Indonesia bahkan tak terbendung sepanjang babak penyisihan hingga mengalahkan Filipina dua kali di semifinal.
Namun, hanya cukup mengalahkan Indonesia 1 kali, Malaysia berhak mengangkat tropy juara, sehingga kemenangan 2 kali terhadap Malaysia, salah satunya dengan skor telak 5 -1, seakan sia-sia belaka.
Kutukan itu seakan berlanjut di Sea Games 2011. Kala itu, Garuda U-23 juga menunjukkan superioritas-nya sepanjang babak penyisihan, namun sekali lagi, di final harus takluk di tangan malaysia, dengan drama yang menyakitkan pula, kalah dalam drama adu penalti.
Dan...Pada hari, malam ini, kutukan itu pun berlanjut, bahkan lebih menyakitkan, karena Indonesia sejatinya punya dua kali kesempatan untuk mengunci kemenangan. Tapi...entah faktor teknis atau non teknis, peluang emas itu pun tiba-tiba berubah malapetaka, Indonesia kalah menyakitkan.
Akhirnya... kekalahan kali inisemakin mengukuhkan Garuda sebagai spesialis runner up, dan lebih memalukan lagi. karena spesialis runner up dari tim yang sebenarnya tak jago-jago amat. Â
Sungguh...Inilah kekalahan paling dramatis yang pernah Indonesia alami terhadap Malaysia (Jika tak ingat TV butut ini adalah warisan engkong yang paling berharga..hehehe... sudah saya banting dari tadi)
Kepakan sayap Garuda seakan tak pernah mampu mengalahkan auman harimau malaya...cakar garuda seakan tak pernah mampu mengalahkan cakar harimau malaya. hiks...hiks..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H