Kelas Aqidah akhlak siang hari
Â
Topik kebebasan manusia telah menjadi perbincangan filsafat selama ber abad-abad. Dan banyak filosof telah mengemukakan jawabanya. Namun, pada akhirnya perihal kebebasan manusia bersifat temporal dan holistik dalam menentukan pilihan hidupnya, walau ada beberapa doktrin filsafat islam yang mengatakan bahwa manusia sepenuhnya dideterminasikan oleh yang maha kuasa dan kita hanya bergerak menurut apa perintahnya.Â
Itulah semua perbedaan-perbendaan ide-ide filsafat mengenai kebebasan manusia dan dimensinya. Tetapi yang akan saya bahas ini ialah salah satu konsep kebebasan manusia dalam islam yang memberi kebebasan penuh manusia dalam mendeterminasikan kehidupanya.yang intisari pelajaranya saya temukan Ketika sedang proses belajar mengajar mata Pelajaran Aqidah & Akhlak yang diampu guru saya Ust. Abdul mujib.
Pertanyaan sebagai permulaan penyelidikanÂ
Waktu menunjukkan jam 11 siang tepat, suasana kelas waktu itu begitu sejuk dengan dinginnya lantai masjid yang merambat naik ke sekujur badan siswa di kelas. Para siswa atau santri baru saja bangun selepas jam kosong yang ditinggalkan oleh guru pengampu.
Pelajaran dimulai dengan Ust. Mujib menerangkan sifat-sifat Allah secara etimologis dan dilanjut secara hermeneutis dan memberikan contoh-contoh nyata mengenai adanya sifat-sifat besar Allah. Seperti biasa sebelum beliau menerangkanya dengan versi yang lebih luas dan jauh beliau akan menyuruh kita para murid dan menunjuk salah satu dari kita untuk membaca beberapa potong paragraf. Diharapkan dari bacaan tersebut sedikit timbul kepahaman dari para santri yang selanjutnya akan dielaborasi secara penuh oleh Ust. Abdul mujib. Semua sesuai dengan struktur penjelasan hingga sampai pada sesi pertanyaan Dimana saya bertanya mengenai bagaimana konsep kebebasan manusia dalam islam. Apakah manusia sepenuhnya bebas untuk memilih sebuah Keputusan yang mengubah realitas di sekitarnya?
Jawaban yang merefleksiÂ
Dari pertanyaan tersebut beliau dengan segera menjawab "oh, ya bebas !" dengan penuh semangat, karena beliau memang guru yang mendorong muridnya untuk berfikir filosofis dan mendalam mengenai kehidupan yang pernah beliau ajarkan di kelas pengantar tasawuf Bersama teman-teman saya. Ust. Mujib menjawab bahwa manusia dalam islam memang sejatinya bebas dan bisa melakukan sesuai kehendaknya tetapi dari kebebasan tersebut lahir sebuah konsekuensi yang mengikat bagi hasil dari setiap perbatan dan doa yang kita lakukan di dunia.Â
Setelah jawaban Ust. Mujib dirasa rampung beliau tersemnyum asik pada seisi kelas dan saya. Membuat saya berpikir Kembali mengenai konsep free will and free act manusia dalam buku Fazlur Rahman yang berjudul "tema pokok al-qur'an" bab pertama dengan tema tuhan
Kehendak bebas manusia yang sudah ditakdirkanÂ
Allah sebagai pemberi eksistensi dan makna bagi alam semesta menciptakan semesta dengan perintah dan segala ukurannya sehingga yang hidup di dalamnya memiliki kenormalan dalam eksistensinya dan teratur sesuai sunnatullah yang berlaku. Dalam perintahnya Allah menciptakan segalanya yang eksis di alam semesta ini tidak semata-mata untuk bermain-main dan tanpa alas an dan hikmah.Â
Segala sesuatu yang ada terikat dalam hukum determinisme alam dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tercipta sebuah jaringan alam yang nantinya akan berpusat pada sebuah causa prima yakni sebab yang mendahului segalanya tiada lain tiada bukan ialah Allah itu sendiri. Yang dapat kita lihat dalam tatanan alam ialah rantai makanan. Bagaimana tumbuhan produsen dapat tumbuh dari sebuah benih tanaman yang lalu dimakan oleh konsumen satu yang akan dimangsa pula oleh konsumen dua dan berhenti pada konsumen puncak yang akhirnya mati membusuk untuk menjadi kompos tumbuh suburnya tanaman produsen baru. Itu baru contoh sederhana dari sistem/arketipe ciptaan Allah yang maha megah. Bahkan saja rantai makanan itu sendiri dapat menjadi lebih kompleks dengan stakeholder-stakeholder yang ada. Maha suci Allah dengan segala firmannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H