Janji demi janji dijadikan rasa gula asli
Malam itu...,Â
Paku alam nempelkan kepala di bantal sepi
Setan semakin mendekat mimpi disulap
Memori diobrak-abrik diary disegel sesaat
Bola mata diteteskan pembangkit katarak
Detik-detik bilik pemungutan suara ditegakkan
Ingatan paku alam semakin memburam
Gambar baliho tak lagi bisa dibayangkan
Nomor berapa semakin jadi suatu pertanyaan
Pikiran meraba suasana hati semakin tak tenang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!