Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Kecil yang Arif

8 Januari 2024   23:39 Diperbarui: 8 Januari 2024   23:42 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Marzuki Umar

Pagi yang cerah

Si kecil yang arif matanya terbelalak

Baca juga: Bunga Idaman

Keranjang cimilan kian sepi

Botol bimoli menghembus napas biru

Goni beras tergantung mulutnya ke bawah

Periuk telungkup berbalut semburan debu

Linangan air mata datang tak diundang

Baca juga: Pengamen Jalanan

Isak tangis ditutupi pada handuk usang

Kegelisahan menghampiri secara bergantian

Tingkah tak karuan dituding pada kokok ayam

Siulan tetangga tambah jadi pikiran

Tiba-tiba badannya diselimuti meriang

Mulutnya terkatup pikirannya menerawang

Tanya ibunya lama tak dihiraukan

Perutnya ditopang dengan gorengan semalam

Gumam mulutnya minta pertolongan

Kelesuan menemaninya dengan setia

Omongan si kecil yang arif sulit tertata

Bujukan bundanya dialihkan pada kondisi alam

Ungkapan kepedihan tak mau dimuntahkan

Alat tukar menukar jadi perhitungan kelam

Basa basi takkan mampu buat pencerahan

Bola matanya tak sedetik pun berkedip

Ingatannya dialihkan pada kaleng lusuh

Recehan celengan setahun lalu jadi suratan

Pembangkit semangat mencuat seketika

Depot dagangan tersirat dalam dada

Bunda...bun...bunda..., 

Suaranya tak jelas terbata-bata

Ujung jarinya dilekat pada kaleng menua

Barang belanjaan menjadi pertimbangannya

Susunya beli yang bagaimana

Isi periuk beli secukupnya

Cimilan jangan beli Israel punya...! 

Akhirnya..., 

Celengan berwujud perlengkapan

Kesedihan berubah jadi kesenangan

Si kecil yang arif menuai kebahagiaan...! 

Bireuen, 8 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun