Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Idaman

7 Januari 2024   22:26 Diperbarui: 7 Januari 2024   22:38 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Marzuki Umar 

Malam yang sunyi

Bunga idaman masih mengusap peluh

Matanya tak menyatu dengan bantal tilam

Cita-cita jadi dokter masih misteri

Haluan berputar pada poros religi

Pikirannya menata sepuluh tahun akan datang

Tiga jam kemudian

Azan berkumandang dari kejauhan

Bunga idaman masih terpaku dalam angan

Setan menampik samping kiri-kanan 

Hatinya menambat cepat dengan istigfar

Jelmaan anugerah ilahi segera datang

Subuh nan tiba

Alam diselimuti kabut 

 Jiwa dan raga menggigil kedinginan

Selimut mencoba menggoda rasa

Bunga idaman tak ingin bermanja

Berwudhuk mengikuti panggilan jiwa

Saat iqamah menggema

Suatu bayangan datang tiba-tiba

Tawaran profesi sebatas mengalih suka

Hatinya terpaut pada mushalla

Ke arah kiblat menjadi taruhannya

Semua godaan pergi entah ke mana

Fajar menyinsing

Jam dinding mendendang suatu isyarat

Langit biru kian ditutupi awan bening

Skedul harian mengajaknya bepergian

Lembaga pendidikan dambaan rujukan

Pendidikan agama, matematika dirupakan sarapan

Pinggang hari tiba

Semua usaha telah dicoba

Keikhlasan dituju pada semua pelajaran 

Ilmu dan keterampilan dipoles dengan peradaban

Keberhasilan senantiasa diawali perjuangan

Falsafah hidup 'aku bisa' dijadikan hiasan

Di penghujung pembelajaran

Pengumuman bersahaja dikumandangkan

Pengukuhan para jawara sungguh beralasan

Karangan bunga dan kado istimewa bermunculan

Bunga idaman berterima kasih kepada Tuhan...! 

Bireuen,  7 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun