Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengamen Jalanan

5 Januari 2024   18:25 Diperbarui: 5 Januari 2024   18:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Marzuki Umar 

Pengamen jalanan..., 

Pikiranmu selalu mengundang rasa

Baca juga: Kerinduan

Lagu kenangan kau jadikan album

Harapan kau pahat pada lampu-lampu

merah

Nyanyian kalahkan peserta Idol

Baca juga: Kembang Harapan

Lampu merah membelalak matanya

Baca juga: Anugerah Laut

Pengamen jalanan mewujudkan cita-cita

Angkot dan mobil mewah jadi sasaran

Tembang kenangan buatkan mutiara

Gitar tua jembatan yang kokoh

Kala lampion merah menutup mata

Hilir-mudik berlalu kencang

Angkot dan mobil mewah tak menopang

Bidikan pengamen jalanan jadi kelam

Isi dompet sulit berdandan

Panas terik batu loncatan yang indah

Hujan gerimis tumpuannya tetap melangkah

Jiwanya dimodali kesabaran yang tangguh

Kepasrahan dilindungi doa yang sungguh

Pengamen jalanan tepapti janji yang penuh

Pagi yang suram

Jalur perjalanan direlokasi Penguasa

Lalu lalang kian jadi perhitungan

Kumpulan cuan mendadak jadi tantangan

Performa pengamen berubah bagai siang

dan malam

Ketika malam tiba..., 

Pertunjukan esok dibuatkan peta

Takaran utama pada perempatan jalan

Simpang kerajaan baca kondisi alam

Jumlah kendaraan suatu keberuntungan

Pengamen jalanan bukanlah orang lumpuh

Pengamen jalanan bodinya tidaklah rapuh

Pengamen jalanan jiwa-raganya masih ampuh

Tapi... 

Mengapa mengamen fondasi yang teguh? 

Medan, 5 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun