Oleh : Marzuki UmarÂ
Pikiranmu selalu mengundang rasa
Lagu kenangan kau jadikan album
Harapan kau pahat pada lampu-lampu
merah
Nyanyian kalahkan peserta Idol
Lampu merah membelalak matanya
Pengamen jalanan mewujudkan cita-cita
Angkot dan mobil mewah jadi sasaran
Tembang kenangan buatkan mutiara
Gitar tua jembatan yang kokoh
Kala lampion merah menutup mata
Hilir-mudik berlalu kencang
Angkot dan mobil mewah tak menopang
Bidikan pengamen jalanan jadi kelam
Isi dompet sulit berdandan
Panas terik batu loncatan yang indah
Hujan gerimis tumpuannya tetap melangkah
Jiwanya dimodali kesabaran yang tangguh
Kepasrahan dilindungi doa yang sungguh
Pengamen jalanan tepapti janji yang penuh
Pagi yang suram
Jalur perjalanan direlokasi Penguasa
Lalu lalang kian jadi perhitungan
Kumpulan cuan mendadak jadi tantangan
Performa pengamen berubah bagai siang
dan malam
Ketika malam tiba...,Â
Pertunjukan esok dibuatkan peta
Takaran utama pada perempatan jalan
Simpang kerajaan baca kondisi alam
Jumlah kendaraan suatu keberuntungan
Pengamen jalanan bukanlah orang lumpuh
Pengamen jalanan bodinya tidaklah rapuh
Pengamen jalanan jiwa-raganya masih ampuh
Tapi...Â
Mengapa mengamen fondasi yang teguh?Â
Medan, 5 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H