Oleh : Marzuki Umar
Sore yang hening
Deburan ombak bersahaja
Nelayan memacu sampannya
Ikan berondok bawah terumbu karang
Riak memukul pantai
Sampah dihalau bertebaran
Air laut bersih membiru
Pasir kotor kian membisu
 Tiga mil skala berlabuh
Kapal pesiar berlaju kencang
Asap mengepul berubah jadi awan
Nakhoda mengukir jam tayang
Menjelang senja
Mentari kian menguning
Panorama laut meredup
Para pelancong mengubah visi
Arus balik pecah haluan
Satu persatu hilang bayangan
Nelayan siap mendarat
Perahu ditambat dengan tali rami
Ikan berdesakan menghiasi pukat
Siripnya mengipas kehausan
Insangnya mendesah kelaparan
Di awal malam niaga berlabuh
Harga bersahabat cuan usap peluh
Solar bercanda ria mengisi dompeng
Tuna dan lobster jadi incaran esok
Tengah malam tiba
Nelayan penuhi ranjang
Mimpi berlabuh berulang datang
Umbaran ikan berloncat girang
Subuh yang cerah
Sinar rembulan mengukir dahan
Kedipan bintang mengarah waktu
Nelayan siap harungi lautan
Perahu ikhlas lepas ikatan
Nelayan kian bersandar pada laut
Matanya tak berkedip
Mukanya memerah kulit mengerut
Semangatnya tak pernah berkabut
Samudra luas jadi batu loncatan
Jaring dan kail minta dibentangkan
Jala dan pukat tak sabar menerawang
Pada ilahi tumpuan dikekang...!
Bireuen, 29 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H