Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepala Sekolah, Jiwa Literasi, Guru dan Siswa

4 Desember 2023   12:42 Diperbarui: 4 Desember 2023   12:50 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menggapai kesepatan, kunjungan wajib pustaka (kunwapus) disiasati sedemikian rupa mengingat para siswa terdapat `12 rombel ditambah dengan guru dan tendik yang berjumlah 40 orang. Minimal dalam satu semester 1-2 kali wajib mengunjungi pustaka. Sementara lebih dari itu sangat tergantung pada situasi dan kondisi pengunjung ataupun pihak pustakawan di dalam memberi pelayanannya. Dengan begitu, aktivitas literasi di area perpustakaan tetap eksis setiap waktu dan jam efektif belajar.  

Perbekalan Buku Referensi

Selain pustaka digital, perpustakaan sekolah juga dibekali buku-buku referensi, yang dapat menunjang aktivitas pembelajaran. Di samping untuk memperkaya khazanah kosakata dan ilmu dalam berbagai bidang studi, kehadiran buku referensi ini juga sangat membantu memotivasi bangkitnya literasi bagi warga sekolah. Ketika suatu pembahasan salah satu bidang studi masih mengambang atau membingungkan, maka acuan yang mudah dijangkau adalah buku referensi yang terdapat di ruang perpustakaan sekolah.
Pihak Fakultas UNAIR mengisyaratkan lewat situsnya bahwa "Keberadaan perpustakaan digital menjadi pelengkap untuk perpustakaan yang masih menerapkan ketradisionalan, yang mana keduanya tidak harus dipisahkan. Bahkan, penting untuk berkoalisi guna semakin melengkapi satu sama lain, sehingga muncul paduan yang mempunyai keunggulan dalam menyediakan layanan kepada pengguna dalam tingkat yang lebih tinggi". https://unair.ac.id  Diakses 2 Desember 2023, pukul 16.30 WIB.
Menurut pantauan penulis melalui konfirmasi bersama Kepala Perpustakaan dan staf, jumlah referensi cetak yang mengukir perpustakaannya saat ini mencapai 1842  judul buku. Buku paket 294 judul, dan buku referensi 1270 judul, sedangkan buku fiksi 278 judul.  Buku-buku tersebut dapat bernuansa ilmiah, semi ilmiah, dan nonilmiah. Buku-buku itulah yang kian dapat memberi kontribusi ke arah terciptanya jiwa literat di sekolah kebanggaan. Bahkan,  penambahan cetakan terbaru pun akan terus diikhtiarkan sesuai dengan kemampuan sekolah. Sehingga, literasi itu akan tetap menjadi idaman warga sekolah.

Penyelesaian Soal Hots


Untuk meningkatkan aktivitas literasi di bidang AKM, pihak sekolah mewajibkan bagi siswa untuk menyelesaikan SOAL-SOAL HOTS di awal pembelajaran selama 15 menit. Respons kecerdasan ini diawasi oleh guru-guru yang mengajar jam pertama. Adapun soal-soalnya adalah hasil garapan pihak kurikulum dengan mengacu pada aturan AKM. Tujuan utama gerakan langkah ini adalah untuk meningkatkan motivasi siswa membaca dan membaca, sekaligus menulis. Prosesi ini dilangsungkan selama tiga hari dalam seminggu, yaitu Selasa, Rabu, dan Kamis. Jadwal ini dapat berubah sesuai dengan sikon.
Dengan kesigapan menyelesaikan soal-soal tersebut, secara otomatis mereka akan selalu mendekatkan dirinya dengan berbagai sumber bacaan, baik media cetak maupun elektronik. Mustahil mereka akan dapat menuntaskan segala persoalan yang dihadapinya di dalam soal hots dengan baik apabila aktivitas baca jauh dengannya.

Penyetoran Ayat


Sekalipun penyetoran ayat hanya sebatas membaca dan tidak melahirkan tulisan sebagai tindak baca itu, namun kiprah bergradasi islami ini tetap dijadikan payung literasi. Mengapa demikian? Para siswa baru dapat menyetor ayat-ayat dimaksud setelah melakukan membaca sekaligus menghafalnya. Berarti, hasil daripada membaca itu adalah menyampaikan kembali apa saja yang menjadi tugasnya. Jika di antara mereka kurang mampu membaca dan menghafal, secara otomatis tak kan dapat menyetornya kembali.
Aksi ini dijalankan setiap jumat setelah tahfis usai dilaksnakan. Adapun ayat yang wajib disetor itu adalah ayat-ayat pendek yang terdapat dalam juz 30 atau juz 'amma. Hal ini tentu tidak terlepas dengan arahan dan bimbingan guru. Setiap guru akan mengayomi beberapa orang siswa yang menjadi tanggung jawabnya untuk diminta pertanggung jawaban terhadap tugas yang diberikannya. (Kepala Perpustakaan, IIn Keumala)

Pelatihan Penulisan Buku bagi Guru dan Siswa


Upaya Kepala Sekolah memupuk jiwa literat yang paling menantang bagi peserta adalah workshop penulisan buku. Workshop atau pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari, yaitu tanggal 29-30 November di Aula sekolah tersebut. Harapan besar dari kegiatan dan kebijakan ini adalah akan lahirnya karya nyata yang berwujud buku, baik karya guru mapun karya siswa. Hal ini sebagaimana terukir dalam kata sambutan dan pembukaan Kepala SMA Negeri 7 Lhokseumawe, Drs. Mukhtaruddin, M.Pd. bahwa: "Program ini sebenarnya program tertunda tahun lalu. Diharapkan anak-anak ini beserta gurunya akan menyempatkan diri membaca  untuk dapat menulis dengan gaya sendiri, yang jauh dari plagiasi. Melalui pelatihan ini juga nantinya guru dan siswa akan melanjutkan penulisannya untuk melahirkan buku. Dengan begitu, aktiviats baca-tulis terus meningkat, terutama bagi siswa karena selama ini mereka yang membaca di sekolah hanya berkisar 10%".


Guna mengoptimalkan tindakan langkah positif ini, Kepala Sekolah menunjuk seorang koordinator, yaitu kepala perpustakaan, Ibuk Iin Keumala. Beliau bersama stafnya membuat jejaringan, baik dengan guru maupun siswa, sehingga tahapan-tahapan pelatihan dapat bergulir sebagaimana yang diinginkan. Dengan usahanya, pelatihan yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah ini akhirnya diikuti oleh 16 orang guru dan 22 orang siswa dari 12 rombel.  


Menulis itu gampang tetapi memulai menulis itu sulit. Demikian pernah diungkapkan oleh pakar tulisan jaman dahulu. Menyikapi keresahan ini, Kepala Sekolah bersama stafnya mengundang dua narasumber penulisan, yaitu Mukhlis Puna, M.Pd. dan Marzuki Umar, M.Pd. Secara berkolaborasi, keduanya memaparkan materi menulis artikel dan cerpen beserta langkah-langkah jitu untuk menghasilkan kedua jenis tulisan tersebut. Penulisan artikel dan cerpen ini merupakan pintu gerbang menuju sebuah buku yang didambakan.


Setelah peserta pelatihan menerima berbagai teori serta tips penulisannya, pencinta literasi ini diarahkan langsung untuk menulis terhadap masalah apa saja yang diinginkan. Sebagai penulis pemula, baik guru maupun siswa harus mengikuti rambu-rambu yang disampaikan oleh kedua narator dimaksud di dalam menyampaikan gagasannya itu. Rasanya tak ada waktu berhenti saat merajut kata demi kata dalam merintis lahirnya sebuah karya nyata mereka. Mereka dipacu menulis dalam menit-menit tertentu, sehingga sosok penulis tertunduk diam sambil menoreh hitam di atas putih atau lewat situs WPS mereka. Rasanya semuanya tak dapat menoleh ke sana ke mari, asyik dengan tulisannya masing-masing.


Melalui kearifan yang menyentuh, pucuk dicinta ulam pun tiba. Proses meng-aktualisasikan gagasan pun menjelma. Waktu yang dimanfaatkan untuk menulis hanya beberapa saat saja. Namun, setiap penulis (guru atau siswa) telah dapat menunjukkan draf tulisannya itu dalam bentuk artikel dan cerpen dengan masalah dan gaya masing-masing. Ragangan tulisan tersebut diharapkan akan terus dilanjutkan serta dibenahi sedemikian rupa ke arah yang lebih baik, sehingga nantinya akan dapat diposting ke berbagai situs. Wujud akhir yang dinantikan adalah lahirnya dua buku guru dan dua buku siswa.
Itulah beberapa usaha konkret yang dijalankan oleh Kepala Sekolah di dalam memupuk serta mematri jiwa literat bagi warga sekolah asuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun