Mohon tunggu...
Marzuki
Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Guru sains di Dinas Pendidikan Kabupaten sumenep

Senang berkolaborasi dan berguru kepada siapa saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pemimpin Pembelajaran yang Adil Sesuai Wasiat Ki Hadjar Dewantara

21 Oktober 2022   13:33 Diperbarui: 21 Oktober 2022   13:37 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai penutup untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, menurut M.Kidder R, 1995 Artikel disarikan dari Buku "How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, ada 9 langkah yang dapat dilakukan.

Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Pengujian benar atau salah(Uji Legal, Uji Regulasi, Uji Intuisi, Uji Publikasi, Uji Panutan/Idola)

Perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta kita meletakkan diri  pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang  dihadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri kita karena situasi yang kita hadapi bukanlah situasi  dilema etika, namun bujukan moral.

Pembaca yang budiman, akhirnya  semoga kita semua menjadi pemimpin pembelajaran yang adil sesuai wasiat Ki Hadjar Dewantara karena pada hakikatnya siapapun kita adalah pemimpin pembelajaran baik di rumah, di masayarakat atau di institusi moral yang bernama sekolah. Bagaimana paradigma pendidikan Ki Hadajar Dewantara  menyala disetiap kelas dan sudut-sudut sekolah bahkan  mengakar dan membudaya ditengah-tengah masyarakat. 

Mari kita bertanya kepada ombak atau kepada angin seberapa adilkah kita terhadap para murid dalam setiap kegiatan pembelajaran? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun