Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Selalu optimis dan menebar kebaikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ibu dari 4 orang anak, sebagai sinden dan pemandu "Upacara Adat Sunda" di Kepri. Pernah menjadi guru les/privat di rumah sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Biarkan Penderita Stroke Bertambah Buruk

29 Januari 2021   23:22 Diperbarui: 30 Januari 2021   10:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Maryati

Kisah ini ditulis hanya berdasarkan pengalaman pribadiku saat mengurus kedua orangtua yang mengalami stroke ringan/awal terutama bapakku. Penanganan secara cepat alhamdulillah sembuh kembali dalam kurun waktu kurang dari dua minggu.

Kejadiannya berawal dari saat aku mudik selama 12 hari ke kampung halaman. perasaanku begitu tidak enak ingat terus sama bapakku. Aku putuskan untuk mudik sendiri ke kampung halaman, tapi anakku yang bungsu minta ikut. Kami akhirnya mudik berdua dan untuk sementara alasan untuk anakku ke pihak sekolah hanya izin tidak masuk sekolah saja.

Setibanya di rumah, nampak bapakku sehat-sehat saja dan dialah yang menunggu kedatanganku sendirian di teras rumah. Menjelang maghrib, bapakku mengeluh pusing dan badan terasa lemas. Dia meminta kami anak-anaknya membawa ke klinik tempat langganan keluarga yaitu Dokter Spesialis  Syaraf. Sebelum berangkat aku dan kakakku sudah mencari mobil untuk kami sewa buat antar bapak ke RS.

Antrian ke dua belas telah tiba, sang dokter pun menyuruh Bapakku masuk dan kami juga ikut masuk. Dokter menanyakan keluhan sakit Bapakku, bapakku menyebutkannya keluhan yang dia alami yaitu pusing, mual-mual dan badan terasa lemah dan juga merasa capek banget antrinya.

Sang dokter cuma mangut-mangut saja, lalu meneruskan pembicaraannya. Beliau mengatakan bahwa Bapakku mengalami tanda-tanda Hipertensi Emergensi (kalau gak salah)  dan bisa berlanjut ke stroke kalau tidak segera ditangani. Beliau menilai dari hasil riwayat penyakit yang dialami Bapak sebelumnya dan juga berdasarkan hasil tensi/keluhan yang dipaparkan bapakku tadi.

Akhirnya aku dan kakakku berpamitan kepada Dokter untuk pulang sambil menunggu resep yang dituliskan Pak Dokter. Saat memberikan resep, beliau menyarankan kepada Bapakku supaya menjaga pola makan. Yang lebih diutamakan lagi pesan beliau yaitu :

1). Berhenti merokok

Memang Bapakku suka banget merokok, rokoknya  Merk Djarum cokelat.

2). Mengurangi makan mengandung garam. Biasanya para orang tua jaman dulu sukanya makan ikan asin, sambal yang pedas.

Setelah Dokter spesialis itu memberikan resep tertulis dan resep secara lisan, akupun sempat memberikan resep juga padanya. Apakah resep dariku kepada sang Dokter? "Tolong Pak Dokter, Jangan kelamaan banget menangani pasien yang sudah Manula," kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun