A. Latar Belakang Terjadinya Pembelajaran terpadu
Penyelenggaraan pendidikan khususnya pembelajaran di sekolah dasar sampai saat ini lebih menekankan pada pendekatan managerial administrasi. Pendekatan ini menekankan  penyelesaiaan program pembelajaran, pelaporan, bersifat budjed oriented, hubungan kerja secara vertikal yang ditunjukkan dengan pemesanan dan perancangan oleh atasan dan dilaksanakan oleh bawahan. Akibat yang ditimbulkan adalah pengabaian kepentingan minat an kebutuhan murid sebagai subjek didik dan lingkungan yang pada akhirnya pendidikan dan pembelajaran bukan sebagai wahana pengembangan potensi anak tetapi penyelenggaraan suatu paket pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru hanya memikirkan penyelesaian program sesuai kurikulum. Sehingga guru takut mengembangkan idenya.
Kebanyakan guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang memosisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar. Guru hany ceramah di depan murid engan banyaknya mata pelajaran yang disampaikan, tanpa mau mengetahui karakter siswa.
Pengabaian terhadap minat dan kebutuhan siswa mengakibatkan perkembangan anak mengalami berbagai hambatan. Akibatnya banyak anak yang tidak mampu mengembangkan potensinya. Mereka hanya belajar mengikuti alur yang telah dirancang oleh guru sehingga anak berkembang hanya pada satu atau beberapa aspek kognitif dan minat , kebutuhan anak dan kreatifitas non linear kurang diperhatikan.
Pembelajaran yang bertujuan mengembangkan anak seoptimal mungkin hendaknya dikemas secara lebih fungsional. Untuk itu strategi yang digunakan secara sistematis perlu memperhitungkan hubungan kurikulum dan proses pembelajaran dengan : karakteristik murid sekolah dasar, tuntutan pembentukan pengalaman, pemahaman dan ketrampilan secara utuh, mengadakan refleksi yang dapat membuahkan pengembangan pemahaman melalui proses belajar individual dan kelompok serta teraktualisasinya beberapa ampak pengiring yang mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa.
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu alternative pembaharuan penyelenggaraan pembelajaran, yang secara khusus dilator belakangi oleh kenyataan-kenyataan sebagai berikut : (1) Hakikat perkembangan anak secara holistic, (2) karakteristik belajar anak, (3) Kondisi Objek dan Kebutuhan, (4) Realitas perkembangan IPTEK dan situasi serba lintas.
Belajar tidak hanya terbatas pada pemerolehan informasi saja tetapi bagaimana memperoleh informasi, memahami informasi, menggunakan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk wawasan yang bermakna. Oleh karena itu perlu adanya pembelajaran yang paling sedikitnya memenuhi elemen-elemen berikut : (1) Pengembangan topic, tema yang mendorong anak untuk lebih mendalami. (2) Pembelajaran menekankan pada pemahaman dan kebermaknaan, (3) Tes bukan lah bagian terpisah dalam pembelajaran melainkan teroadu dalam pembelajaran.
B. Hakikat Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang dapat melibatkan beberapa kajian dalam satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran, atau antar dan inter mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak.
Kebermknaan terjadi karena dalam pembelajaran terpadu anak memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung yang alamiah dan keterhubungan antar konsep satu dengan konsep lain yang sudah dialami, dan hubungan tersebut bersifat alamiah.
Pendekatan pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan bertitik tolak dari satu tema, topik, atau peristiwa otentik yang terjadi di sejkitar r anak dan selanjutnya tema-tema atau peristiwa otentik itu dipilih dalam konsensus antara guru bersama murid. Pemilihan  tema bukan untuk literasi bidang studi, akan tetapi digunakan sebagai penggerak dan pengikat konep-konsep menjadi suatu sajian yang utuh dan bermakna.
Secara singkat pembelajaran terpadu adalah :
a.      Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memanami gejala-gejala dan konsep-konsep lain, baik berasal dari bidang studi yang bersangkudan maupun bidang studi lain.
b.     Suatu pendekatan yang menghubungkan berbagai kajian, bidang studi yang menggambarkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
c.      Suatu cara mengembangkann pengetahuan dan ketrampilan anak secara Simultan.
d.     Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang stadi yang berbeda dengan harapan anak dapat belajar dengan lebih baik dan bermakna.
2.     Karakteristik Pembelajaran Terpadu.
SEbagai suatu proses pembelajaran, Pembelajaran terpadu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a.      Berpusat pada anak (Child centered)
Pemusatan pembelajaran pada anak meliputi pemilihan tema, sumber bahan, kegitan, urutan, dan sebagainya seantiasa  melibatkan anak. Kepentingan anak melebihi kepentingan guru dengan murid, maka kebutuhan murid  yang diutamakan.
b. Memberikan pengalaman langsung (Otentik)
Melalui penjelajahan tema, murid memiliki kesempatan berinteraksi langsung dengan bahan kajian, pengetahuan, konsep-konsep secara langsung. Apa yang seharusnya dikuasai murid, bukan pemberian dan penjelasan tema. Informasi yang diperoleh brsifat  otentik karena berdasarka fakta yang dilihat dan dialami langsung.
c. Pemisahan bidang studi tidak begitu jelas.
Berdasarkan  tema, murid mempelajari penjelajahan, discoveri inkuiri terbuka memungkinan terjadinya lintas bidang studi, lintas konteks, lintas lingkungan, sehingga secara nyata batas bidang studi menjadi terbuka  bahkan tertembus secara integrasi.
d. Menyajikan berbagai konsep bidang studi dalam suatu pembelajaran.
Konsekuensi pembelajaran terpadu melalui penjelajahan tema, maka konsep-konsep dapat dipelajari secara serentak dalam rangkaian hubungan yang bermakna tanpa label bidang studi.
e. Bersifat luwes
Belajar terpadu memungkinkan penggunaan waktu, tempat, sumber, kegiatan, dan urutan yang dirancang dan dilaksanakan secara bersama antara guru dengan murid mengakibatkan pembelajaran menjadi fleksibel dan luwes tanpa batasan  yang formal.
f. Hasil Pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.
Keluasan dan kedalaman penjelajahan pada akhirnya tergantung minat dan kebutuhan anak, sehinga hasil perolehan tergantung minat dan kebutuhan anak. Anak yang memiliki minat dan kebutuhan yang lebih akan memungkinkan mereka memperoleh hasil belajar yang lebih banyak, demikian pula sebaliknya. Disamping itu pembelajaran terpadu hasil belajarnya bukan hanya hasil  tetapi sekaligus proses.
3. Kelebihan Pembelajaran Terpadu
Memperhatikan cirri-ciri atau karakteirstik pembelajaran terpadu, maka dapat diketahui kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu dibanding pembelajaran konvensional, antara lain:
a.      Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
b.     Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
c.      Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi maka, sehinga hasil belajar akan dapat bertahan lama.
d.     Pembelajaran terpadu menumbuhkan kembangkan keterampilan berpikir anak.
e.      Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
f.       Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.
4. Keterbatasan Pembelajaran terpadu
Keterbatasan terutama terjadi dalam pelaksanaan antara lain dalam evaluasi yang menuntut guru untuk mengevaluasi tidak hanya hasil tetapi justru pada proses. Evaluasi tidak hanya pada instruksional, tetapi juga efek pengiring.
5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Prinsip pada pembelajaran terpadu meliputi : (1) Prinsip Penggalian Tema, (2) Prinsip pelaksanaan, (3) Prinsip Evaluasi, (4) Refleksi.
Tema yang dibuat seharusnya tidak terlalu sempit dan terlalu luas, bermakna, sesuai dengan perkembangan psikologis anak, menampung minat aak, otentik, memperhatikan kurikulum dan sumber ajar yang tersedia. Dalam pembelajaran guru sebagai fasilitator, tugas didiskusikan dengan anak, guru bersikap terbuka terhadap ideide siswa. Evaluasi ditekankan pada proses, self assessment dan hasil. Pembelajaran terpadu memungkinkan guru memberikan reaksi pada perilaku siswa, menemukan cara untuk memunculkan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Y. Padmono. Pembelajaran terpadu. UNS. Surakarta.
Nasar. 2006. Merancang pembelajaran Aktif dan Kontekstual. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H